Enjoy reading
***
JDARRRRRRRRRR.
"Maaf-maaf." Marco mengambil ponsel-nya yang terjatuh dan karena reflek dia menyenggol meja hingga terguling.
"Oke. Zahra, Nisa kita pulang ke kampung. Nggak usah kuliah di Jakarta, di Jogja juga banyak kampus yang bagus." Eko yang sudah emosi memberi keputusan.
"Eko, jangan begitu. kita bisa bicarakan baik-baik." Marco memohon. Bagaimanapun Eko adalah temannya dari kecil. Dia tidak mau Eko pergi dalam keadaan tidak harmonis dengan keluarganya.
Tapi Eko yang sudah terlanjur marah dan kecewa tidak menggindahkan perkataan Marco dan menggiring anak istrinya untuk beberes dan segera pulang ke kampung.
Jovan berbalik.
"Kemana si Junior tadi?" tanyanya kesal.
"Dia sudah pergi," ucap Javier.
"Kenapa tidak kamu cegah? sialan itu bocah dia yang ngerusuh aku yang kena imbasnya." Jovan terus memaki dan ngedumel sambil keluar dari apartemen Zahra.