Chereads / Marrying My CEO / Chapter 44 - Uncovered Facts

Chapter 44 - Uncovered Facts

Alfian berjalan santai menyusuri lorong apartemennya, masuk ke dalam elevator setelah kartu akses elevatornya sukses terdeteksi sistem.

Entah mengapa pria tampan itu merasa  tak tenang sejak awal?

Dia memang dalam perjalanan ke apartemen Alfando.

Alfando tiba-tiba menelponnya dan meminta untuk bertemu di apartemennya untuk melepas kangen.

Awalnya Alfian menolak tapi Alfando memohon.

Karena rasa peduli dan sayang yang begitu besar, Alfian setuju.

Sudah setahun lebih mereka tak bertemu sejak Alfian tanpa sengaja memergoki adiknya itu tengah ML dengan sesama jenis yang tak lain sahabat Alfando sendiri yaitu Radit.

Sejak awal Alfian tak pernah setuju adiknya menjalin perteman dengan Radit.

Dia merasa Radit hanya akan membawa pengaruh jelek, Tapi Alfando tak mau menurut saat dilarang membuat Alfian kesal sendiri dan mereka bertengkar.

Dan akhirnya terpaksa membiarkan Alfando berteman dengan cowok selengean macam Radit.

Bukan sekali dua kali Alfian memberikan peringatan pada Radit agar tidak membawa adiknya ke dalam pergaulan yang salah.

Saat itu Radit bersikap seperti mendengarkan tapi Alfian tahu bahwa si brengsek itu malah akan melakukan hal sebaliknya.

Benar saja...

Terbukti...

Bahwa Radit memang membawa pengaruh jelek pada saudara kembarnya itu.

Membuat Alfian semakin membenci sosok bernama Radit.

-

-

-

Alfando menganggu Monika yang tengah sibuk membuat makan malam untuk mereka.

Alfando bersikap manja sekaligus menyebalkan karena terus menganggu perempuan cantik ini memasak.

"Kau ini bisa tidak STOP mengangguku?!Sana pergi!" Bentak Monika kesal.

Melotot sambil bertolak pinggang.

Alfando malah tertawa jail, "Tidak, aku akan terus menganggumu kecuali kau menciumku."

Mengedipkan sebelah matanya.

Tanpa malu Alfando memonyongkan bibir.

Memegang kedua pinggang Monika.

Perempuan cantik ini memukul bibir sang suami dengan sendok lalu menjulurkan lidah.

Tertawa.

Alfado mengelus bibir, cemberut.

"Aku ada kejutan untukmu." Alfando membuka kulkas, Mengambil sebuah jeruk lalu mengupasnya.

Duduk dijejeran bangku dekat meja dapur.

Memakan jeruk dengan lahap, Bersenandung riang.

Baru kali ini melihat Alfando tampak begitu senang seperti mendapatkan undian bernilai milyaran rupiah.

Monika mematikan kompor listik, menuangkan sop ke dalam tempat kusus anti panas.

"Kejutan apa?" Wajah Monika menunjukkan raut bingung sekali sekaligus kepo.

Mulai menata hidangan mereka diatas meja.

Setelah menata hidangan selesai. Monika akan lansung pergi mandi, Dia terbiasa mandi setelah memasak.

"Jika aku memberitahukanmu maka itu bukan lagi sebuah kejutan." pria itu kembali memasukkan jeruk ke dalam mulut.

Monika tak mau ambil pusing akan tingkah sok misterius Alfando, perempuan cantik itu menguncir rambut bersiap untuk mandi.

"Terserah kau saja." Monika memutar kedua bola matanya.

Menjitak kepala Alfando gemas.

"Kau pasti akan kaget, tak menyangka bahwa aku bisa melakukan ini."

Penuh keyakinan Alfando mengatakan hal demikian.

Memakan 3 potong jeruk terakhir  ditangannya, Melempar kulit jeruk ke dalam tong sampah yang terletak tepat disampingnya.

Mencium sebelah pipi Monika.

Monika mencubit gemas kedua pipi Alfando.

"Kau sungguh PD sekali."

Monika berpamitan untuk mandi.

Alfando sendiri tengah asyik membalas chat dari kakak-nya.

Yang sedang otw di jalan sekarang.

Berbanding terbalik dengan Alfian...

Semua chat juga telpon dari Radit diabaikan oleh Alfando.

Dia akan menghubungi Radit nanti untuk membuat janji temu sekaligus mengakhiri hubungan mereka.

Alfando sebenarnya berat memutuskan hubungan dengan pria yang masih dicintainya itu.

Bertahun-tahun mereka telah bersama.

Tapi Alfando mencintai Monika dan mau menepati semua janjinya.

Dia ingin menjadi pria normal.

Tak mau selamanya menjadi seperti Daddy-nya.

Dia harus dan pasti bisa berubah menjadi normal meski hal itu sangat berat juga sulit.

Tapi bukan berarti mustahilkan.

Monika selesai mandi, Langsung naik ke lantai atas memakai gaun baby doll lengan pendek.

Menguraikan rambut panjangnya.

Memakai cream wajah juga lip gloss khusus pada bibirnya agar menjaga kesegeran pada bibirnya.

Mobil Alfian memasuki area parkir apartemen Alfando, setelah memarkirkan mobil.

Pria tampan itu langsung menuju lantai tempat tinggal Alfando.

Alfian mengetik chat dan mengirimkan ke Monika.

Baru ada tanda pesan terkirim.

Alfian merasa tak sabar untuk bertemu Monika lagi.

Dia berharap Monika bersedia triple date dengan kedua sahabatnya yang membawa pacar masing-masing malming nanti.

Ada balesan chat dari Monika...

Alfian merasa senang karena sepertinya cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

Meskipun Monika belum memberikan kepastian tentang bisa atau tidak menemaninya nanti.

Akhirnya Alfian masuk ke dalam lift  menuju lantai saudara kembarnya itu tinggal.

Semakin dekat dengan unit tempat tingga Alfando, mengapa Alfian semakin merasa tak tenang?

Ini sungguh aneh.

Dia hanya berharap tak akan terjadi hal buruk apapun.

Alfian keluar dari lift, menuju unit apartemen adiknya.

Memencet tombol bell pada interkom.

Sengaja tak menunjukan wajah pada layar kamera interkom, Alfando membuka pintu.

Tersenyum kemudian memeluk Alfian.

" Happy to see you again, Brother." kata Alfando tampak begitu bahagia.

Monika masih dilantai atas, belum mengetahui siapa yang datang.

Dia masih sibuk memakai aneka cream pada wajahnya.

" I know it..Miss you,Too." Alfian mengusap punggung saudara kembarnya itu, melepaskan pelukan.

"Btw, Thank Kak udah mau nemuin gue. Jujur gue kangen lo sama nyokap.

Oh iya....Gue bakal kenalin lo sama istri gue tapi dia masih belum tahu lo datang dan akan makan malam bareng kami."

Kerutan tercipta dari kening Alfian. "Kok gitu?"

Alfando meminta sang kakak masuk ke dalam apartemen.

Menutup pintu.

Merangkul pundak Alfian, menaiki satu alisnya.

"Gue mau lihat reaksi dia pas ketemu saudara kembar suaminya ini."

Dengan santai Alfando menjelaskan hal sebenarnya.

"Tapi gue ada satu permohonan. Lo sembunyi dulu dalam kamar mandi pas gue bilang kejutan lo baru keluar." sambung Alfando.

"Okey deh...Meski sejujurnya gue males ngelakuin ini." Alfian melotot.

Alfando tertawa, "  I love you so much,  Brother."

"Kebiasaan ngomong gitu pas ada maunya doang, adik luknut lo." protes Alfian kesal.

Alfando kembali tertawa...

Mencium ubun-ubun Alfian, kebiasan Alfando yang tak bisa dihilangkan.

Padahal Alfian sering protes tapi Alfando tak peduli.

Alfian akhirnya bersembunyi dalam kamar mandi.

Menunggu waktu tepat untuk keluar.

Terdengar percakapan Alfando dengan seorang perempuan.

Pasti itu istrinya.

Pikir Alfian.

Dari apa yang didengar oleh Alfian, sepertinya hubungam Alfando dan istrinya harmonis.

Jangan-jangan Alfando memang menikah bukan hanya atas dasar pemaksaan dari kakek mereka tapi juga karena Alfando mencintai istrinya?

Tapi bukankah adiknya tak tertarik dengan lawan jenis??

Alfian mendengar tawa Alfando juga istrinya disela obrolan mereka.

Dan akhirnya Alfando pun mengatakan "Kejutan" dengan nada cukup tinggi.

Alfian keluar dari kamar mandi.

Tadinya Alfian berencana menyapa adik iparnya seramah mungkin, Tapi semua buyar saat melihat sosok perempuan cantik yang berstatus sebagai adik iparnya.

Alfando merangkul mesra pinggang Monika.

Alfian tak menyangka bahwa istri saudara kembarnya itu adalah perempuan incarannya.

Monika dan Alfian berusaha untuk bersikap biasa seolah tidak saling mengenal.

Meskipun pada awalnya mereka tampak sangat terkejut satu sama lain.

Bahkan keduanya terlihat salting, apalagi Alfian dia sungguh merasa kacau dan terpukul berat.

Tapi Alfian berhasil mengontrol dirinya agar tetap bersikap tenang.

Meski sebenarya saat ini dia tengah patah hati.

Merasa semua harapannya musnah begitu saja.

Betapa kecewa dan berantakan perasaannya saat ini.

Pikirannya bahkan kacau.

Dia sangat marah...

Kecewa....

Dan kesal pada Monika yang sejak awal tak mau jujur mengatakan bahwa dia sudah menikah.

Terlebih Monika menikah dengan saudara kandungnya sendiri.

Jika Alfian mengetahui hal ini dari awal maka dia pasti langsung menjauh.

Alfando melepaskan tangannya dari pinggang Monika.

Merangkul pundak Alfian, Menyandarkan kepalanya pada bahu sang kakak.

Senyuman kebahagian tergambar pada bibir Alfando. 

"Ini adalah Alfian saudara kembarku tersayang yang pernah aku ceritakan dan tunjukan fotonya padamu, Kak...Kenalin istri gue, Monika." kata Alfando bersemangat.

Mencium sebelah pipi Alfian, Alfian melotot karena tak suka tapi Alfando tak peduli.

"Gue pernah ceritain tentang lo ke dia, Dia pengen banget ketemu lo dan akhirnya gue mutusin ketemuin kalian. Udah lama juga kita nggak ketemu..Oh iya bentar lagi lo bakal jadi om."

Alfian tambah syok mendengar pengakuan sang adik..

Jadi selama ini Monika mengetahui bahwa dia adalah saudara kembar suaminya.

Tapi memilih tetap bungkam.

"Jadi istri lo lagi ham...hamil." kata Alfian dengan suara terbat  saking terkejut." Raut muka Alfian syok beberapa saat.

Demi Tuhan...

Alfian ingin sekali langsung melontarkan sederetan kalimat tanya pada Monika.

"Mengapa kau tak mengatakan bahwa kau adalah istri saudara kembarku?Kenapa kau jalan dengan pria lain padahal jelas kau sudah menikah?Apa kau sengaja mempermainkanku?Jadi kau sedang hamil !!"

Tapi akal sehatnya mencengah untuk melakukan hal itu.

Dia tak mau Alfando bertengkar dengan Monika.

Dan terpenting tak mau adiknya ini merasakan apa yang tengah dirasakan oleh Alfian.

Yaitu sakit hati, dibohongi, dipermainkan dan terluka.

Meskipun Alfian bersikap cuek pada dasarnya dia sangat menyanyangi juga peduli pada Alfando.

Alfian tersenyum seolah ikut berbahagia padahal menutupi kekecewaan dan kemarahan luar biasa.

Melemparkan pandangan marah pada perempuan cantik itu.

Meskipun dari luar Monika bersikap tenang tapi sebenarnya dia panik.

Dan berkata dalam hati.

*Oh My Goodness...I'm finished!!"

Tbc