"Mas Aku tidak akan pergi jika kamu tidak mengijinkannya" Risya lalu memeluk Arul dari belakang.
Hati Arul menghangat ketika mendengar kata-kata istrinya. namun Dia sangat tau, ambisi dan kemampuan istrinya. sangat tidak bijaksana bila dia harus menghalangi karir istrinya yang sedang berada di puncak.
Arul memegang kedua tangan istrinya yang berada di pinggangnya. Melepaskan pelukan istrinya, memutar tubuhnya dan menyentuh kedua pipi istrinya.
" aku tidak boleh egois sayang. semua demi masa depanmu. karena itu aku perlu waktu untuk berpikir terlebih dahulu. sebagai suami aku harus mendukungmu bukan menghambat karirmu. "
" Tapi aku juga nggak mau jauh darimu. " Risya menjatuhkan kepalanya di dada bidang Arul.
" Aku tau sayang. aku akan berusaha memantaskan diriku untukmu. mungkin saat ini karir kamu lebih cepat naik daripada aku. tapi aku akan berjuang lebih keras untuk bisa sama denganmu. kamu doakan aku ya. "
Ada raut kesedihan dalam ucapan Arul apalagi mengingat apa yang dikatakan teman-temannya waktu mereka membicarakan hubungan Arul dan Risya. bahwa Arul hanya numpang hidup pada Risya. sehingga hubungan mereka awet sampai sekarang. apalagi Risya yang karirnya sedang bagus dan sangat disayangi oleh bos nya.
Sakit hati Arul ketika mendengar semua itu. bagaimanapun dia adalah laki-laki, harga dirinya terasa terinjak-injak. Namun Arul tau Risya adalah cewek yang sangat pintar dan juga punya kemampuan. dan Arul sangat mencintainya, Dia akan mendukung dan menemani Risya meraih impian dan cita-citanya.
Arul memeluk Risya erat seolah mereka akan berpisah. suasana bahagia berubah jadi suasana melo, karena ketakutan mereka akan berpisah. tak terasa Arul dan Risya menitikkan airmata. Arul hanya punya impian sederhana yaitu membentuk keluarga kecil dengan Risya, memiliki anak-anak yang lucu. hidup bahagia sampai tua.
kalo boleh jujur Arul lebih senang Risya tidak bekerja. hanya mengurus dirinya dan anak2 mereka kelak. menunggu saat Arul pulang kerja dan bercerita tentang perkembangan anak-anak mereka. memberikan kasih sayang penuh kepada mereka. Untuk nafkah Arul akan berusaha keras bekerja untuk menghidupi mereka. Dia nggak mau jika kelak anak-anaknya kekurangan kasih sayang seperti dirinya karena ibunya harus bekerja jauh di luar negeri.
Arul semakin mengeratkan pelukannya. Risya merasakan kepedihan Arul yang coba di sembunyikannya.
" Mas, kita istirahat aja yuk. " ajak Risya manja sambil menggandeng tangan Arul masuk ke kamar.
Arul mengikuti ajakan Risya. Dia tidak mau terjebak dalam kesedihan jika harus berpisah dengan Risya. Mereka merebahkan diri di ranjang sambil menatap langit-langit kamar.
" kapan kamu berangkat dek ?" tanya Arul memecahkan kesunyian mereka saat itu
" 3bulan lagi mas. " Risya memiringkan tubuhnya menghadap Arul. mencoba menerka-nerka apa yang dipikirkan suaminya saat ini.
Ada gurat kesedihan diwajah Arul namun segera disembunyikannya agar istrinya tidak curiga. Risya bisa melihat itu di wajah suaminya yang tampan.
Risya lalu mendekatkan kepalanya ke leher suaminya meminta untuk dipeluk.Arul lalu membiarkan Risya berada di pelukannya. sambil menatap lagit kamar tanpa merespon tindakan istrinya. Dia larut dalam pikirannya sendiri. ketakutan akan ditinggalkan istri tercintanya membuat dia hanya terdiam. walaupun saat ini posisinya dan Risya sangat intim.
" Mas...mas jangan sedih gitu dong " Risya mencium pipi Arul dengan lembut mencoba menenangkan hati dan pikiran suaminya.
" mas nggak sedih sayang " akhirnya Arul membalas mencium kening Risya
" apa kamu mau menerima tawaran itu?" tanya Arul. dia ingin memastikan keputusannya dengan mendengar keinginan istrinya.
" aku..terserah sama kamu mas. aku istri kamu sekarang. kamu yang memutuskan saja. "
" jika kamu bukan istriku. apa kamu akan terima tawaran itu?"
" kalo aku nggak punya hubungan dengan kamu. pasti aku langsung mengiyakan. tapi kamu sekarang imamku mas. aku akan menuruti semua keputusanmu. " Risya mengeratkan pelukannya. Arul menyadari bahwa istrinya sebenarnya ingin pergi. tapi dia nggak mau meninggalkan Arul.
Arul mengusap lembut rambut Risya. dan menciumnya dengan lembut ujung kepala Risya.
" Sayang, mas pingin...menemani kamu ke Jepang. apa masih ada promosi yang lain yang ditawarkan perusahaan? " tanya Arul
Risya mendongak memandang wajah tampan Arul.
" Mas mau ikut ke Jepang? "
" Ya kalo ada kesempatan akan mas kejar demi kamu. " Arul menyentuh pipi cubby Risya dengan telunjuknya.
Risya langsung bersemangat mendengar keinginan Arul.
"Kalo begitu besok saya tanyakan ke ibu Yuli. semoga aja ada lagi biar kita bisa pergi bersama ya mas. sekalian kita honeymoon ke luar negeri"
"semoga saja ya sayang. jadi mas bisa nemenin kamu disana sekalian honeymoon yang ke dua. tapi sekarang kita honeymoon di kontrakan dulu ya. " kata Arul langsung memutar tubuh Risya hingga posisi Arul berada diatas Risya.
Risya tersenyum ketika Arul sudah mulai mencumbu dirinya dengan lembut. Risya merasakan esapan bibir Arul yng merah dan seksi itu berkali-kali hingga dirinya meracau tak jelas. mukanya memerah menahan gairah di dalam dadanya.
" sayang....kamu segalanya bagiku. aku sangat mencintaimu. " ucap Arul di sela ciumannya yang pans dan nafas yang memburu.
" ehm...." Risya hanya bisa bergumam karena bibir Arul sudah kembali menguasai bibirnya. melumatnya dengan lembut menyesapnya dan menjelajahi seluruh rongga mulutnya. sementara tangan Arul sudah bergerilya kemana-mna dan sudah mulai melepas kancing baju Risya satu per satu.
" mas.." Risya melengguh menikmati sentuhan suaminya yang begitu lembut.
" sayang...cintaku.." Arul terus saja mencumbu Risya dengan mesra. sentuhnya begitu lembut membuat Risya seperti terkena sengatan listrik.
Arul menatap wajah Risya yang kini sudah semerah tomat. memberikan ruang bagi dirinya menatap wajah cantik istrinya. Ditatap seperti itu oleh suaminya membuat Risya tersipu malu.
" Mas jangan menatapku seperti itu."
" kamu cantik sayang." Arul masih menatap Risya dengan lembut.
" aku malu mas..." Risya menutup mukanya dengan kedua tangan.
Arul lalu meraih tangan Risya yang menutupi wajahnya.
" biarkan aku menatap wajah istriku yng cantik ini sayang. "
" iya tapi aku malu mas. "
Arul tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke arah Risya menyatukan keningnya ke kening Risya.
" Apa boleh mas, melaksanakan nafkah batin malam ini. dan mengeluarkannya di dalam sayang ? mas ingin memilikimu seutuhnya, dan memiliki anak darimu. buah cinta kita. "
Mata Risya terbelalak...dan langsung mendorong suaminya agar menjauh.
" Tapi mas, kalo aku hamil apa kata orang nanti. apalagi orang tua kita. mereka nggakada yang tau kalo kita sudah menikah. kamu sabar ya mas. "
Arul nampak sangat kecewa. namun dia juga tidak bisa melanggar komitmennya dengan Risya. memang selama ini Arul bercinta dengan Risya tidak pernah mengeluarkan sperma di dalam rahim Risya. Karena status mereka yang belum banyak diketahui orang kecuali mas Darma dan mb Andri.
" Aku...sangat merindukanmu sayang. aku ingin memilikimu seutuhnya..." kata Arul dengan nada kecewa.
" maaf.."
"