Chereads / Playboy juga punya hati / Chapter 112 - 112. Cinta butuh ruang untuk selalu bersama ( part 6 )

Chapter 112 - 112. Cinta butuh ruang untuk selalu bersama ( part 6 )

" Mas istirahatlah." Risya meletakkan kepala Arul dipundaknya. berusaha menenangkan keksihnya dan menyuruhnya beristirahat.

Arul terlihat sangat pucat dan seluruh badannya lemas semua. Dia menuruti Risya dan tidur dipundak Risya. Hatinya sedikit tenang walau kepalanya begitu pusing.

Risya berusaha membuat nyaman suaminya. Dia menggunakan tasnya yang berisi pakaian untuk duduk. agar tinggi mereka tidak terpaut jauh. Arul tidur dengan sangat gelisah di pelukan Risya. berkali-kali dia mengigau dan meracau tidak jelas. keringat dingin membasahi tubuhnya padahal mereka menggunakan bus eksekutif berAC. badannyapun semakin panas menempel di bahu Risya. Risya jadi gelisah. takut terjadi apa-apa pada suaminya. Berkali-kali Risya mengusap keringat di dahi Arul.

Tubuh Arul menggigil gemetaran sampai giginya gemeretak menahan pans yang sangat tinggi. Risya berusaha memeluk Arul agar panas tubuhnya bisa berkurang dan berpindah sedikit padanya. perjalanan masih jauh masih sekitar 5 jam lagi namun kondisi Arul membuat Risya sangat khawatir.

" Mas....kamu nggak papa mas?" tanya Risya lirih khawatir suaminya akan terbangun dari istirahatnya.

" hm..." Arul hanya bergumam. ingin dia berbicara banyak namun rasanya sangat tidak enak. tubuhnya semakin menggigil kedinginan namun badannya sangat panas. Risya bisa merasakan tubuhnya seperti terbakar saat dia memeluk Arul. membuatnya semakin khawatir

" Mas, kamu masih kuatkan ? " Risya tambah khawatir.

" i...iya..."

" buka bajumu mas, biar aku memelukmu agar panasmu berkurang. "

" ta..tapi..ini..di..bus.nanti a...apa ka...kata o...orang."

" kondisi begini masih peduli kata orang. yang terpenting keselamatanmu mas. perjalanan kita masih panjang. " Risya memang pernah belajar mengenai teori kesehatan. dulu Dia adalah ketua palang merah remaja di SMA nya. hingga dia sedikit tau bagaimana mengatasi kondisi darurat seperti sekarang.

Arul lalu membuka kemejanya. dan Risya llu memeluknya dengan erat. hingga panas dibadan Arul sedikit berkurang. dan Arul bisa terlelap tidur. hingga mereka sampai di kampungnya. Rumah Arul berada di batas kota sehingga mereka memilih turun ketika mereka memasuki gerbang kampungnya. Arul masih sedikit pusing dan berjalan dengan gontai. namun Risya dengan sabar memegangi tubuh besar Arul agar tetap seimbang.

15menit mereka sampai di rumah Arul. dan Mba Mamik yang membukakan pintu sangat kaget ketika melihat kondisi Arul yang seperti orang mabuk.

" Rul, kamu kenapa? "

" maaf mba. boleh kami masuk dulu. sepertinya mas Arul sudah sangat lelah. nanti saya jelaskan. "

" oh iya..iya ayo masuk. "

" kamar mas Arul dimana mba? "

" oh ya sebelah sana. kamar ke 2 ya. "

Risya membawa Arul ke kamarnya dan membaringkan tubuh Arul di ranjang.

" Mba, apa ada air hangat dan paracetamol? " tanya Risya lagi.

" Oh ada. sebentar. "

Risya lalu membawa air hangat ke kamarnya.mengompres Arul dengan Air hangat lalu ke dapur. Risya lalu membuatkan bubur untuk Arul.

10 menit kemudian Risya membawa bubur yang sudah dibuatnya ke kamar. Arul masih tertidur lelap.

" tolong ceritakan apa yang terjadi pada adik saya?" mba Mamik yang dari tadi bengong jadi penasaran apa yang terjadi pada adiknya. dan siapa cewek yang merawat adiknya dengan penuh perhatian ini.

" Mas Arul sakit mba. badannya panas sekali sejak di perjalanan. Alhamdulillah bisa sampe rumah. " jawab Risya.

"oh gitu. dan kamu? siapa kamu? tanya mba mamik lagi.

" oh ya. sampe lupa. kenalkan saya Risya mba. istri mas Arul. " Risya memperkenalkan dirinya hingga membuat mata Mamik melotot tajam kearah Risya.

" Apaaa?? istri Arul?maksudnya bagaimana? kapan kalian menikah. mungkin kalian hanya pacaran saja." mba Mamik masih tidak percaya dengan pendengarannya sendiri.

Risya tau hal ini mugkin akan terjadi. Risya lalu mengambil tas punggungnya. dikeluarkannya beberapa foto pernikahannya dan juga foto surat nikah sirinya pada mba mamik.

"ini gila. kalian kenapa melakukan ini? apa kamu nggak takut nikah dibawah tangan tanpa sepengetahuan keluarga itu nggak sah. kalian ini..." mba mamik langsung misuh-misuh

"kami hanya nggak mau berbuat dosa mba. nikah siri itu sah di mata agama mba. dan kami melakukan ini karena kami saling mencintai mba. kami takut tidak bisa menahan diri dan berbuat dosa dengan hanya berpacaran nggak jelas. " Risya berusaha menjelaskan.

" tapi...aduh ...kalian ini terlalu buru-buru kalo begini. apa kalian nggak bisa tahan nafsu kalian. "

" bukan masalah nafsu mba. berpegangan, berpelukan itu juga zina mba. dan kami takut sama Allah mba. kami tau kami salah, tapi kami hanya menjaga hubungan kami agar tidak dimurkai Allah."

" huft...ya sudah semua sudah terjadi. tapi mbak mau kalian segera menikah secara negara. kita bicarain nanti kalo Arul sudah sembuh. sekarang kamu istirahat aj dulu. kamu pasti cape nggak tidur dari semalamkan?"

"makasih mba. saya pamit."

"ya sudah. "

Risya lalu menuju kamar Arul untuk beristirahat. sebelumnya Risya mandi dan membersihkan diri. lalu mempersihkan badan Arul dan mengganti pakaiannya. Arul menggeliat ketika Risya membersihkan badannya dan mengganti bajunya.

" Mas...ganti baju dulu ya. " Risya dengan lembut mengganti baju Arul.badan Arul sudah tidak panas."

"hm..." Arul hanya bisa bergumam. karena badannya masih terasa lemas. Risya lalu tidur disamping suaminya dan memeluk erat Arul lalu tertidur lelap.

Arul terbangun saat perutnya terasa lapar. Dia melihat istrinya berada dipelukannya dan memeluknya erat. sebuah senyum tersungging disudut bibirnya.

bahagia rasanya ketika bangun dia melihat istrinya disampingnya. hal yang selalu diinginkan Arul. Perlahan Arul bangun dari tidurnya berusaha untuk sepelan mungkin agar tidak membangunkan Istri tercintanya.

Namun gerakan Arul membangunkan Risya.

" Mas, kamu perlu apa?" tanya Risya sambil mengucek matanya dengan kedua tangannya.

" Maaf sayang aku membangunkanmu ya. aku hanya mau ke kamar mandi. "

" nggak kok mas. ayo aku antar ke kamar mandi. "

" aku udah baikan kok sayang. kamu lanjut lagi tidurnya. kamu masih mengantukkan?" Arul bangun dan mengecup lembut pipi Risya.

" kamu yakin bisa sendiri mas?"

" iya sayang. udah bobo lagi ya. "

"iya mas."

Risya yang dari semalam tidak tidur akrena menjaga Arul akhirnya tertidur lagi dengan nyenyak.

*******

"Rul, jelasin sama mba. apa yang terjadi? kenapa kamu nikah diam2 seperti ini. " tanya Mamik saat Arul sedang menikmati mkan siang di meja makan.

" mba biarin aku makan dulu dong. laper nih. " Arul melanjutkan melahap nasi goreng buatan kakaknya dengan lahap.

" oke tapi nanti kamu harus jelasin semuanya."

"he..m" Arul hanya menganggukan kepalanya sambil terus melahap nasi gorengnya.

Risya terbangun saat ada sebuah tangan besar mengusap lembut pipinya.

" bangun sayang. kamu makan dulu. nanti lanjut lagi tidurnya." Arul mengusap-usap pipi Risya yang putih berseri.

" aku masih ngantuk mas. "

" iya tapi makan dulu ya. "

" nanti aja mas.aku mau tidur aja. "

" sayang udah mau dhuhur. kamu nggak sholat? bangun dulu ya. " kini Arul menggunakan hidungnya dan menggesekan hidungnya ke pipi Risya.

" ehm...mas geli.."

" ya udah bangun...kalo nggak bangun mas gangguin kamu terus nih. " Arul lalu menggesekan lagi hidungnya ke pipi Risya. membuat Risya menggeliat..

" geli...mas...iya...aku bangun. "

"