Chereads / Playboy juga punya hati / Chapter 74 - 74. Akhir kisah Cinta Kita ( bagian 3 )

Chapter 74 - 74. Akhir kisah Cinta Kita ( bagian 3 )

" Dasar laki-laki brengsek. berani sekali dia melawanku. Emang dia pikir dia siapa ? liat aja sampai kapanpun aku nggak akan pernah merestui hububgan mereka. " gerutu Pak Suharso sambik berjalan mondar-mndir di kamar.

Hendro memperhatikan tingkah pak Suharso dari balik pintu. Dia tersenyum penuh arti. ternyata Dia nggak harus berusaha keras untuk membuat pak Suharso tidak menyetujui hubungan Arul dan Risya. Dia teringat jawabannya pada pak Suharso waktu di tanya tentang Arul.

" ohh...Arul to Pak. ya kenal banget. semua orang di mess ini kenal sama Arul. Dia itu Playboy yang memacari gadis-gadis cantik buat diporotin uangnya. memang orangnya ganteng banget. siapa yang nggak mau sama dia. saya aja kalo jadi cewe mungkin juga naksir sama dia. Dia itu ga pernah serius sama cewek pak. paling bertahan 3 bulan kalo mau pacaran sama dia. " kata Hendro yang membuat muka pak Suharso tambah merah padam karena marah. Mana ada seorang ayah yang rela melihat putrinya bersanding dengan seorang playboy dan nantinya bakal sakit hati.

" Kamu juga tau hubungan Risya sama Arul ?" tanya pak Harso lagi

" Semua orang juga tau pak. mereka..." kata Hendro ragu-ragu sengaja agar Pak Suharso semakin penasaran.

" Ya mereka tuh lengket banget kaya amplop sama perangko. mereka sudah nggak malu lagi memperlihatkan kemesraan di depan umum. "

" Maksud kamu opo ?" tanya pak Harso semakin marah

" Ya mereka bergandengan tangan, berpelukan bahkan kadang berciuman di depan umum. "

" Hah....separah itu. " pak Harso semakin marah.

" Tapi kalo saya lihat-lihat mungkin Arul punya susuk atau semacamnya pak sampe Risya yang polos begitu terperdaya sama Arul. dan parahnya kalo Risya masuk malem. biasanya Arul akan naik ke lantai gadis lain yang menjadi targetnya saat itu. dan Risya bener-bener nggak tau semua itu. padahal temen-temennya udah bnyak yang memperingatkan Risya." Hendro mencoba memprovokasi pak Suharso yang mulai percaya dengan kata-katanya.

Hendro hanya menambahkan sedikit kata2 untuk mengesankan bahwa Arul memang seorang playboy. namun Dia tidak menyangka kalo pak Suharso benar-benar terprovokasi dan langsung menampar Arul. Dia tersenyum jahat mengingat kejadian tadi.

Dilihatnya lagi ke dalam kamar. pak Harso masih saja morang-maring nggak jelas. Hendro lalu mengambil air minum putih dan diberikan pada pak Harso agar dia lebih tenang.

" Pak ini diminum dulu. " kata Hendro penuh perhatian.

" makasih Hen. " jawab pak Harso sambil langsung menenggak minun putih sampe habis. tenggorokannya memang terasa kering setelah berdebat sama Arul.

" Udah pak jangan terlalu dipikirin. sekarang bapak istirahat dulu aja. bapak belum tidur to dari semalem ? udah jangan banyak pikiran. lupain aja kejadian tadi. nanti malah sakit lo Pak. "

" Iya ndro kamu bener. aku yo wis ngantuk banget. Aku bakal tanya langsung ke Risya. kok bisa2 nya dia pacaran sam pemuda brengsek yang nggak tau sopan santun seerti itu."

" Pak kalo saran saya ya. mending Bapak nggak usah tanya-tanya sama Risya. pura-pura aja Bapak nggak tau hubungan mereka. soalnya Pak kalo sampe Risya tau bapak marah-marah sama Arul. Dia bakal benci lo sama Bapak. Dan malah bisa kawin lari sama Arul. soalnya Risya kayaknya udah cinta mati sama Arul. Mending Bapak liat aja yang akan terjadi pada hubungan mereka. mending buat mereka salah paham aja. jadi biar Risya sendiri yang bakal mengambil keputusan untuk putus sama Arul. dan Bapak akan kelihatan nggak ikut campur. jadi Risya akan kembali ke Bapak lagi. dan nggak akan membenci bapaknya yang membuat cintanya kandas sama Arul. " kata Hendro memprovokasi Pak Harso lagi. dan sepertinya pak Harso juga paham dengan jalan pikiran Hendro yang licik.

" kamu bener Hen. sepertinya itu ide yang bagus. " kata pak Suharso sambil manggut-manggut.

" Udah Bapak istirahat dulu. biar sehat. "

" ya udah saya tidur dulu ya. "

*******

Di tempat kerja.

" Kak...kamu udah letemu sama papah ? " tanya Risya penasaran

" Aduh sayang. aku nggak ketemu sama papah kamu. "

" kok bisa?? emang papah belum sampe di Mess ? katanya kamu mau jemput papah di depan gerbang. "

" Aku dah kesana tapi nggak nemu papah kamu." kata Arul mencoba berbohong. Arul mencoba sebisa mungkin untuk tetap kelihatan tenang dan tidak membuat Risya curiga. Hati Arul sangat gelisah. " maafin aku sya...aku sebenarnya nggak pernah ingin membohongimu. tapi aku takut kamu kecewa sama papah kamu. "

" Masa sih. trus papah kemana dong? " Risya mulai khawatir

" mungkin papah kamu ketempat temen kamu dulu. sehingga aku nggak bisa nemuin papah kamu. "

" Semoga aja ya ka. "

" Kak..."

" ya ? "

" Berarti kamu ga bisa ketemu papah dong. besok pagi papah kan harus pulang. " kata Risya sangat sedih.

" Iya sya. tapi jangan khawatir. kami pasti akan segera ketemu kok. " jawab Arul mencoba menenangkan hati kekasihnya.

" Ya udah. kamu kenapa sih ka. kok kelihatannya murung. ada apa?" kata Risya penuh curiga melihat Arul yang sepertinya tidak semangat lagi bertemu papahnya seperti kemarin.

" Nggak apa-apa kok sya. aku cuma agak pusing kepala. "

" kamu sakit kak ? " tanya Risya sambil memegang dahi Arul dengan punggung tangannya.

" cuma pusing kok. "

" mau aku temenin ke balai pengobatan? biar bisa istirahat. "

" Ya nanti deh. aku selesaikan kerjaan dulu. "

" Ya udah. aku bantu ya. "

Setelah menyelesaikan pekerjaannya Risya mengantar Arul ke Klinik atau Balai Pengobatan di PT. Arul dipwriksa oleh Dr. Rizal dan ternyata Arul cuma kena darah rendah aja. karena kurang istirahat dan terlalu banyak pikiran. dan Okter memperbolehkan Arul untuk beristirahat sejenak di ruang rawat. Risya juga masih setia nungguin Arul disampingnya.

Risya memegang tangan Arul dan membelai pipi Arul mesra saat Arul beristirahat. Arul masih memejamkan mata, namun Dia sangat suka diperlakukan dengan manja seperti itu.

" Istirahat ya ka. tidurlah. Aku disini nunggu kamu. " kata Risya dengan lembut dan mencium kening Arul.

Airmata Arul menetes di sudut matanya. hampir Arul tak mampu mengendalikan dirinya mendengar kata-kata Risya dan perlakuannya yang begitu lembut. Dia tak mampu jika kehilangannya. namun apa yang telah dikatakannya kepada pak Suharso membuatnya lemah. ada yang berdetak nyeri di dadanya bila mengingat betapa pak Suharso menghinanya di depan orang banyak.

Namun hatinya juga nggak bisa meninggalkan Risya. Tiba-tiba Arul meremas tangan Risya seolah tak ingin Risya meninggalkannya.

" Kak...kamu kenapa?" tanya Risya sambil merasakan sakit di tangannya karena Arul meremas tangannya sangat keras.

Badan Arul menggigil hebat giginya gemeretak menahan sakit yang dirasakan di dadanya.

" kak...kak...kamu kenapa?" teriak Risya mulai khawatir melihat Arul yang tampak pucat pasi dan keringat dingin mulai bercucuran di dahinya. Arul mulai gelisah...Risya tak mampu melakukan apa-apa selain memeluk tubuh kekasihnya dan segera memanggil dokter.

" Dokter...dokter...dokter..." teriak Risya panik sambil tetap memeluk erat tubuh Arul.

Dokter Rizal datang dengan tergopoh-gopoh.

" Ada apa Ris ? "

" Dokter tolong periksa lagi kak Arul dok. tubuhnya gemetar seperti ini dok. wajahnya begitu pucat dok. tolong dia dok...tolong."

kata Risya sambil melepaskan pelukannya.