Chereads / memory of the past / Chapter 72 - Bab 72

Chapter 72 - Bab 72

"Ehemm...ehemm... hubby baik baik saja? kenapa memasang wajah cemberut begitu? hubby marah ya sama aku? heemmm....hemm" Cisa mencoba merayu Nicky karena tahu suaminya itu lagi cemburu.

"Siapa yang marah aku cuma kahwatir saja kamukan baru saja sadar dari tidur panjangmu seperti sleeping beauty saja, aku benar benar takut terjadi sesuatu sama kamu sayang..." Nicky membelai pipi Cisa dengan sayang.

"Gimana dengan liburannya? dan yang lainnya bagaimana mereka pasti kecewa karena aku mereka tidak bisa menikmati liburan bersama" dengan wajah yang kecewa cisa berucap.

" It's ok honey mereka tidak kecewa mereka masih bisa menikmati suasana disana beberapa hari, dan mereka sudah balik ke mansion kemarin sore" Nicky menenangkan Cisa supaya tika merasa bersalah.

"Sayang...memangnya aku tidur berapa lama kok aku merasa lapar banget ingin makan sesuatu yang enak rujak cingur apakah kamu bisa membelikannya untukku?" Cisa memohon dengan wajah berbinar sehingga Nicky tidak bisa menolak permintaanya.

"Kamu sudah tidur selama tiga hari tiga malam lamanya".

"Baiklah ...tapi siapa yang akan menjagamu disini kakak ipar belum datang dan aku sedikit kahwatir dengan kamu jika ada sesuatu yang kamu perlukan tidak ada yang membantumu" wajah tampan itu begitu kahwatir dengan keadaan istrinya.

" Aku baik baik saja hanya sebelum kamu pergi tolong ambilkan aku air minum aku merasa haus sekali" memasang wajah baik baik saja.

Nicky berjalan menuju meja tempat air mineral berada, lalu kemudian mengambilkannya untuk Cisa dam memberikannya.

"Ok, aku pergi dulu untuk memberikan rujak cingur sesuai permintaanmu sayang kamu tidak apa apakan sendirian?" Nicky duduk disamping tempat tidurnya.

Melihat kecemasan Suami tercintanya Cisa mengalungkan tangan keleher Nicky dan mencium bibirnya yang sudah menjadi candu baginya.

Ciuman itu cukup lama dan menuntut sehingga Nicky tak sanggup untuk melepasnya dan ia enggan untuk beranjak dari tempatnya.

Karena mereka sudah cukup lama berciuman akhirnya Cisa menarik dirinya dan melepas ciuman tersebut.

"Apa hubby masih belum yakin membiarkan aku sendiri, percayalah bahwa aku tidak akan kembali tertidur lagi, karena aku telah mendapatkan kembali my memori of the past, aku akan berbaring mengistirahatkan tubuhku sampai kamu atau kak Rai datang!" Cisa berusaha menyakinkan suaminya agar tidak terlalu kahwatir akan dirinya.

"Baiklah aku keluar dulu tunggu aku sayang" mengecup kening dan bibir Cisa singkat dan keluar dari tuangan itu menuju parkiran.

Saat Nicky keluar dati ruang rawat Cisa, Abraham melihatnya sehingga dia mendatangi Cisa untuk melihat keadaannya.

"Tok, tok, tok..." Abraham mengetuk pintu kamar rawat Cisa.

"Masuk..." tanpa melihat dia memberi ijin masuk si pengetuk pintu kali aja dia kak Rai.

Mendengar perintah masuk Abraham membuka pintu dan berjalan masuk mendekati Cisa " Ehemm... aku tadi lihat tuan Nicky keluar, aku hanya mau lihat apa kamu ada teman yang menjagamu disini".

"Oh.... dokter Abraham, saya memang sendirian tapi tak masalah saya baik baik saja, suami saya mencarikan rujak cingur untuk saya karena saya merasa lapar" dengan canggung Cisa menjawab Abraham.

"Panggil saja Abraham biar lebih akrab, bukankah kita satu sekolah walau pun beda tingkat, bagaimana kalau panggil nama saja" Abraham mencoba untuk mengakrabkan diri.

" Saya nggak bisa begitu itu kan dulu masa masa kita sekolah dan itu juga bukan teman sekelas bahkan itu sudah lama kita juga nggak akrab." Cisa tidak menyetujui itu karena dia harus menjaga hati suaminya.

Tak berapa lama terdengar ketukan dan itu adalah Ràizel dan Sasya yang datang untuk menemani Cisa, setelah Nicky menelpon mereka.

Raizel dan Sasya masuk dan mendekat pada Cisa dàn memberikan pelukan dan ciuman di keningnya.

"Aku kira kamu sendiri adik kecilku, ternyata ada dokter muda disini, apa kabar dok" Raizel menyapa Abraham.

"Saya baik, oh ya saya sudah bertemu dengan dokter Robert, beliau akan memeriksa Ny Nicky besok pagi, karena anda sudah ada yang menemani saya pamit dulu " Abraham mencoba untuk mengakrabkan diri dengan keluarga Cisa.

Abraham meninggalkan ruangan dan menghilang di ujung koridor rumah sakit menuju ruzng kerjanyz.