Selama setengah hari kerja Cisa dan Nicky berada di kantor menyelesaikan pekerjaan mereka yang tertunda beberapa hari karena urusan keluarga.
Ifan melihat Cisa dari jauh dia berkeinginan untuk bisa selalu bersama dengan wanita pujaannya yang sudah menjadi obsesinya.
'Aku akan memisahkan kalian berdua, ka4ena aku tidak rela melihat kebahagian yang terlihat oleh mataku, karena Nona Freya tidak berhasil maka aku akan melanjutkan dari rencana yang sudah aku susun sebelumnya?!' Ifan bersuara dalam hatinya dengan seringai jahatnya.
Mata elangnya mengawasi setiap gerak gerik Cisa, senyum Cisa membuat dia bergairah dan ingin sekali mendekapnya dan mengurungnya untuk dia seorang, Ifan hanya bisa melihat dari jauh.
Melihat tingkah laku Ifan, Iren sebagai tunangannya merasa cemburu karena dia tidak pernah merasa diperhatikan Ifan seperti itu.
"Aku benci Cisa... dia telah merebut perhatian Ifan dariku...aku harus bilang padanya untuk menjauh dari pandangan Ifan" geram Iren dan menuju tempat Cisa berada.
"Cisa aku harap kamu jauh jauh dari pandangan Ifan, Ifan dia adalah tunanganku, tidak seharusnya kamu merebut perharian Ifan dariku" marah Iren pada Cisa.
Cisa tidak mengerti dia hanya menatap Iren bingung karena dia tidak mengingat apapun tentang masa lalu dan merasa tidak mengenal dengan nama Ifan.
"Tunggu mbak....mbak ini siapa? dan Ifan itu siapa? aku nggak kenal dengan yang namanya Ifan" tanya Cisa karena binggung tiba tiba ada orang yang melabraknya.
"Kamu tidak mengenalku dan juga Ifan? bagaimana mungkin? apa kamu hilang ingatan?" Iren bertanya tanpa henti.
"Saya nggak harus menjawab pertanyaan mbak kan? jadi saya harap mbak nggak ganggu saya tentang hal itu" Cisa meninggalkan Iren menuju ruangan Nicky.
Iren jadi tertegun dengan ucapan Cisa yang membuatnya jadi orang yang idiot karena memarahi orang yang tidak tahu apa apa.
Akhirnya Iren pun pergi keruangan tempat dimana dia bekerja biasanya sambil berfikir dengan serius apa yang baru saja dia ketahui.
Cisa mengetuk pintu "Tok, tok, tok..." kemudian membuka pintu tersebut dan masuk kedalam ruangan itu, dilihatnya suami tercintanya sedang duduk dimeja kebesarannya sambil mengerjakan pekerjaannya dengan serius.
Saat melihat siapa yang masuk Nicky tersenyum "Sayang ada apa? kamu tunggu dulu sebentar lagi aku akan segera selesai."
"Sesungguhnya aku kesini karena kesal ada mbak mbak yang melabrakku katanya aku mengambil perhatian tunanganya kan aku jadi kesal... hhhhh" Cisa berkeluh kesah pada Nicky sambil merajuk dan mendesah.
"Oohh... apa dia bernama Iren? apa dia menyakiti kamu sayangku?" Nicky sedikit kahwatir dengan itu, karena dia tahu bahwa Ifan terobsesi pada Istrinya itu.
" Aku tak tahu namanya siapa tapi aku ingatapa yang dia ucapkan membuat aku bergidik ngeri seandainya memang itu benar benar terjadi?" Cisa bersama dengan Nicky yang masih di depan mejakerjanya berharap Nicky segera menyelesaikan pekerjaannya.
" Tunggulah sebentar lagi semua pekerjaanku akan segera selesai baru lah kemudian kita pulang dan berangkat kevila" Nicky menenangkannya.
Karena menunggu cukup lama Cisa pun jadi tertidur karena kehamilannya yang semakin bertambah usia dia semakin terlihat malas dan mudah bosan dengan sekelilingnya.
Akhirnya Nicky selesai dwngan pekerjaanya dan melihat disofa panjang Istri tercintanya teryidur pulas, kemudian dia menghampirinya dan menunduk mengecip kening dan bibir Cisa serta mengelus perut Cisa yang sudah mulai terlihat membesar.
Nicky melihat jamtangannya dan diakemudian mengankat Cisa kegendongannya dan bergegas keluar dan menuju kendaraannya yang terparkir.
Nicky melajukan mobilnya keluar dari perusahaan menuju ke mansionnya dan disana sudah menunggu keluarganya yang lain.
Nicky tidak membangunkan Visa yang tertidur pulas dan tudak terganggu oleh apa pun yang ada di sekitarnya.
"Assalamualaikum...." Nicky membuat yang lain menoleh.
"Wa'alaikum salam." jawab yang lainnya .
"Apa sudah siap mari kita berangkat, Kasian istriku sedang menunggu di mobil." Nicky memberitahukan.
" Baiklah mari berangkat semuanya" Yang lainya bergegas naik kekendaraan yang sudah di persiapkan.Untuk kenyamananya Fabian dan juga imelda ikut bersama dengan Nicky dan Cisa satu mobil.
Raizel dan Sasya beserta Dino dan Anggi berada satu mobil yang dikendarai Dino.
Daniel yang mengendarai bobil yang di naiki oleh Para orang tua dan juga Sitha.
mereka bergegas menuju vila yang ter letak di sebuah bukit yang cukup jauh dari hiruk pikuk keramaian kota.