Nindya pun tersentak saat dia merasakan bahunya disentuh oleh ayahnya.
"Ahhh … papa, aku … aku, aku baik-baik saja," jawab Nindya, sambil mengusap lembut dadanya.
Axcel tersenyum dan kembali meraih tangannya Nindya.
"Jadi, maukah kamu menikah denganku, Dya?" Tanya Axcel sambil tersenyum dan senyuman Axcel sangatlah mirip dengan Arkana. Hingga tanpa Nindya sadari, dia pun menganggukkan kepalanya dan dia tidak bisa menolak Axcel sama sekali.
"Aku mau menikah denganmu. Aku … aku, aku bersedia," jawab Nindya dan dia pun membalas senyuman Axcel dengan senyuman serta tatapan penuh cinta.
Melihat itu semua, hati Axcel sangatlah bahagia. Dia bisa melihat senyuman indah dan tulus yang merekah dari bibir indah Nindya. Seperti bunga yang sedang mekar dan benar-benar sangat indah untuk dipandang.
"Kalau begitu. Ayo kita menikah sekarang juga," ucap Axcel. Dia menggenggam erat tangan Nindya dan menuntunnya untuk berjalan menuju tempat dimana penghulu sudah menunggu mereka sejak tadi.
