Chereads / Kamu Seperti Kekasihku / Chapter 3 - hatiku mati bersama dengan kepergianmu 2

Chapter 3 - hatiku mati bersama dengan kepergianmu 2

mendengar itu, Arkana yang sudah tidak kuat lagi menahan kesakitan ditubuhnya, dia pun berkata dengan nafas yang tersengal-sengal, "Dya, aku mencintai kamu, selamanya aku hanya mencintai kamu. Aku berharap setelah aku pergi. Jalani hidup kamu dengan baik, karena masa depan kamu masih panjang disana, terima kasih atas semua nya, sampai bertemu lagi di dunia berbeda nanti, aku akan menunggu kamu disana," ucap Arkana dan dia pun menutup matanya untuk selamanya.

Nindya langsung merasa terkejut, dia pun berteriak dan berusaha untuk membangunkan Arkana bahkan denan paniknya, Nindya terus menggoyang-goyangkan tubuh Arkana.

" Ar, bangun ... ayo bangun Ar! jangan tidur! aku mohon Ar kamu harus bangun, kita akan menikah, bukankah kamu berjanji akan menikah dengan aku, dan tidak akan meninggalkan aku sendiri. Ar ... ayo bangun!" Nindya menangis histeris, dia memeluk Arkana yang sudah diam dan tak bergerak.

Dokter dan suster pun datang menghampiri mereka.

Dokter pun segera memeriksa keadaan Arkana, namun semua nya sudah terlambat, karena Arkana sudah pergi untuk selamanya.

dokter pun menunduk dan dia pun langsung menepuk bahu Nindya yang sudah menangis histeris .

Nindya mengangkat wajahnya dan melihat kearah dokter dan dia pun bertanya, "Dokter, Arkana baik-baik saja kan? dia hanya tidur sebentar kan?" ucap Nindya, dia masih berharap jika Arkana masih hidup dan akan selamanya bersamanya.

Dokter menggelengkan kepalanya dan berkata " dia sudah tidak bisa di selamatkan lagi, kamu harus mengikhlaskan kepergiannya," ucap Dokter itu,dia pun menoleh kearah suster dan langsung memberi perintah.

"Panggil keluarganya yang lain untuk datang kemari," pinta Dokkter itu.

suster pun mengangguk dan dia pun pergi memanggil Alex dan Triana.

Nindya menangis dan terus memeluk Arkana yang sudah terbujur kaku tanpa bergerak.

Nindya tidak ingin kehilangan Arkana. Karena Arkana ada lah pria satu- satunya di dalam hatinya, dia tidak ingin bersama pria lain. hanya Arkana lah yang dia cintai, sedangkan cinta Arkana untuk Nidya dia sudah membawanya sampai mati. begitu juga Nindya, dia juga akan mencintai Arkana sampai mati.

Saat Nindya terus memeluk Arkana dan tidak ingin melepaskannya, beberapa suster memaksa Nindya untuk melepaskan pelukannya, namun Nindya menolak dan tidak ingin berpisah dengan Arkana. Nindya seperti orang gila, dia tidak ingin berpisah dengan Arkana. Dia mengambil benda tajam yang ada berada disana, dia ingin menusukkan dirinya. Dia ingin ingin menyusul Arkana dan bahagia bersama nya di Dunia yang lain.

Keributan pun terjadi, semua suster pun panik.

Alex, Sally dan Triana pun masuk, mereka terkejut melihat Nindya yang sudah seperti orang gila, dia ingin membunuh dirinya dengan hanya memiliii satu pikiran, yaitu dia ingin menyusul Arkana.

Alex menarik Nindya dan merebut benda tajam itu, dia melemparkan benda tajam itu.

Nindya menangis histeris dan melihat kearah Alex dan berkata. "hiks ... hiks, Om! biarkan aku menyusul Ar, aku ingin bersama nya om, aku tidak bisa tanpanya om," ucap Nindya, dia menangis dan dan langsung memeluk Alex.

Alex menangis dan mengusap punggung Nindya, dia berharap jika dia bisa membuat Nindya merasa sedikit jauh lebih tenang.

Alex pun berkata tepat di telinga Nindya.

" Dya, disini bukan kamu saja yang merasa kehilangan Ar, om juga merasa sangat kehilangannya dan ini semua sudah takdir dari Tuhan, mungkin Tuhan melakukan yang terbaik untuk Ar, Nindya kendalikan diri kamu. masa depan kamu masih panjang didepan sana," ucap Alex dia berusaha menenangkan Nindya tapi jauh dilubuk hatinya, dia pun memiliki perasaan yang sama dengan Nindya.

Nindya terus menangis, hatinya hancur dan didalam fikirannya saat ini dia terus merasa ingin ikut untuk menyusul Arkana.

Karena goncangan hebat yang menyerang hatinya saat ini. tiba-tiba Nindya merasa pusing dan dia pun pingsan. semua orang panik ,dan Alex pun membawa Nindya ke ranjang pasien dan menaruhnya di atas ranjang itu.

Dokter memeriksanya dan menyuntikkan obat penenang, agar Nindya bisa istirahat dengan baik.

Alex menelpon orang tua Nindya, jika Nindya sedang pingsan dan Arkana juga meninggal.

mendengar kabar tersebut. Wira dan istrinya segera bergegas menuju rumah sakit untuk melihat keadaan anak dan calon menantunya.

setelah menelpon. Alex pergi dan dia mengira semua kebutuhan untuk pemakaman Arkana. hatinya sangat sakit. Dia juga tidak rela jika anak kesayangan yang dia susah payah dapatkan dari mantan istrinya, kini pergi meninggalkannya.

Alex dengan tubuh lemas dan untuk berjalan pun dia merasa kakinya ikut terasa sudah mati rasa. Namun, dia harus kuat demi putra dia yang lain dan juga istri yang berada disampingnya. Walaupun Alex tidak mencintainya tapi dia harus menghargai Triana sebagai istrinya sah nya sekarang. Alex pun mengurus semuanya hingga Arkana pulang menuju tempat peristirahatan terakhirnya.