Aidan merasa bosan sejak semalam berada di ruangan serba putih ini, di tambah lagi makanan di rumah sakit itu menurutnya tidak enak. Intinya dirinya ingin pulang, namun dokter mengatakan jika luka di punggungnya itu belum mengering.
Bahkan dirinya sudah membujuk Mamanya agar ia bisa keluar dari tempat terkutuk ini, namun wanita paruh baya itu menolak dengan tegas. Bukannya luluh, tetapi yang ada Mama-nya itu justru mengomelinya habis - habisan.
Suasana ruang rawatnya itu sepi, sahabatnya sudah pulang. Sedangkan Mamanya mungkin pulang sebentar untuk membawakan dirinya baju ganti. Ia melirik jam dinding yang berada tidak jauh darinya, jam menunjukkan pukul setengah enam pagi.
Aidan menyambar kunci motornya di atas nakas, untung saja sahabatnya kemarin mengantarkan motornya ke rumah sakit. Mengingat dirinya meninggalkan motor kesayangannya itu di sekolah.