Langit tampak indah sore itu, di tambah angin semilir menemani kedua insan yang duduk diam di rooftop. Dara masih terkejut dengan ucapan yang laki - laki itu lontarkan, ia juga bisa melihat sorot ketulusan di mata Aidan.
Dara menghela napas panjang, "kenapa lo peduli sama gue?"
Aidan juga tidak tahu, sampai sekarang dirinya tidak menemukan jawabannya.
Dara menerawang jauh, saat dimana Kakaknya itu menolongnya dari tabrak lari.
Kepingan masa lalu mulai menyeruak memenuhi kepalanya.
Dara tersenyum getir, "Gue dari kecil suka banget sama melukis, bahkan cita - cita gue itu jadi pelukis. Awalnya orang tua gue, termasuk nyokap beliau nggak masalah soal hobi gue. Tapi semenjak Kakak gue meninggal karena nyelamatin gue dari tabrak lari, semuanya berubah."