Setelah libur semester yang lumayan panjang, Dara kembali ke sekolah. Di kelas sebelas ini, ia benar - benar akan mengubur mimpinya menjadi pelukis. Demi Mamanya, kali ini ia benar - benar fokus dengan prestasi akademiknya.
Pagi ini koridor sudah sangat ramai. Dara berjalan menaiki tangga lantai dua, dimana kelas barunya itu berada. Dari awal masuk gerbang, hingga dirinya berjalan di koridor kelas sebelas ada yang ganjil.
Entah itu perasaannya saja, Dara juga tidak tahu. Ia merasa menjadi sorotan setiap dirinya melangkahkan kakinya ke arah kelas. Dara benci menjadi pusat perhatian, ia mempercepat langkahnya menuju kelas.
Setelah meletakkan tasnya, tiba - tiba dari arah samping kanannya Nata muncul. Tidak lupa senyuman sinis itu melekat di bibirnya.
"Ini lo, kan?"