Setelah mamanya datang, semua sahabatnya pulang termasuk Shaka. Kelli kembali masuk ke kamar. Benar ternyata dengan adanya orang yang kita sayangi, sakit yang kita rasakan pasti cepat sembuh. Karena kehadiran sahabatnya, badannya kini sudah jauh lebih baik. Walau dirinya tidak memungkiri jika sup dan obat dari Shaka juga ikut andil dalam hal ini.
Kelli menatap langit - langit kamarnya, ia menghembuskan napas lega. Ternyata apa yang Bian ucapkan itu salah, lagi pula tidak mungkin seorang Shaka menyukai dirinya. Mengingat pria itu selalu berkata jika dirinya bukan tipe Shaka. Kalau sampai yang Bian bilang benar, pasti ia dan Shaka menjadi canggung. Untung saja, dosen galaknya itu tidak menyukainya.
Kelli menatap foto yang berada di atas nakas, foto yang sempat dirinya buang di tong sampah dekat dengan meja belajarnya. Foto ini juga merupakan obatnya, disitu Reyhan sedang tertawa lebar dengan seragam basketnya. Candid, tentu saja.