Chereads / Married with My Brother / Chapter 13 - Kembalinya Sang Penghalang

Chapter 13 - Kembalinya Sang Penghalang

Dengan tenaga yang masih tersisa Ethan bangkit kemudian berjalan tertatih keluar dari kamar mandi, setiap langkah yang dirasakan pria ini terasa berat.

Kondisi Ethan memang parah, karena mendapatkan banyak memar pada area wajah serta tubuh.

Terlebih bagian perut bidangnya, terasa begitu perih akibat ijakan brutal dari Lois beberapa saat lalu.

Hantaman bertubi-tubi dari Lois, sukses membuat perutnya terasa tak karuan.

Langkah Ethan terhenti saat melihat Lois  tergeletak pingsan, seluruh wajah Lois dihiasi darah segar yang berasal dari kepala hingga pelipis mata.

Kondisi Lois begitu kritis selain seluruh tubuh terdapat luka lembam, kepalanya bahkan mengeluarkan darah tanpa henti.

Ethan mempercepat langkahnya untuk turun dari tangga.

Menghampiri Lois, ia mencoba mengontrol kepanikan dalam dirinya.

Hal pertama yang dilakukan olehnya adalah mencoba menyadarkan pria yang sudah merebut kekasihnya tersebut.

Menampar sebelah pipi Lois, dengan gerakan pelan sampai keras.

Tidak ada reaksi apapun dari Lois, Pria itu masih belum sadar.

Setelah memastikan Lois masih bernafas , Ethan berusaha mencoba menompang tubuh Lois dan gagal.

Kondisi Ethan dalam keadaan tidak baik bahkan untuk menompang Lois bahkan untuk menompang keseimbangan diri sendiri Ethan sudah sulit.

Bbbbruuukkkk....

Tiba-tiba pintu gudang terbuka.

Ethan reflek menoleh ke arah pintu yang telah didobrak paksa oleh seseorang secara kasar, dan pelakunya tak lain adalah Atharik.

Atharik menghampiri Ethan dan Lois dengan berlari, kepanikan terlihat jelas pada wajah pria ini.

"Lois !"

Teriak Atharik panik, menggoyangkan tubuh Lois agar sahabatnya itu sadar. "Kau kenapa? Sadarlah....sadar."

"Kenapa Lois bisa pingsan?Ath! Kau apakan dia hah?" Seru Atharik geram, meraih kerah kemeja Atharik kasar dengan kedua tangannya.

Pandangan kemarahan jelas terpancar dalam kedua mata elang Atharik sekarang.

Apa yang Ethan harus jelaskan? karena ia sendiri tidak tahu kronologi kejadian sebenarnya.

"Kenapa kau diam?jelaskan padaku Ethan!"

"Kak Atharik, sungguh aku juga tidak tahu. Kami memang sempat berkelahi hebat tapi aku kalah dan kak Lois pergi meninggalkan aku. Saat aku ingin pulang aku melihatnya sudah pingsan." Ethan berhasil melepaskan cengkraman kedua tangan kakak sepupunya itu dari kerah kemejanya.

Melihat kejujuran dari raut wajah adik sepupunya itu,  Atharik menggaruk kepala yang tidak gatal sama sekali.

Melonggarkan dasi.

"Kau tidak apa-apa, Eth?"  Atharik tampak khawatir.

Ethan tersenyum getir, menggelengkan kepala.

"Tentu saja, aku sedang tidak baik-baik saja,  tapi kondisiku setidaknya tidak seburuk seperti sahabatmu ini."

Atharik mengecek denyut nadi Lois, memastikan sahabat itu masih hidup.

"Kau masuk kedalam mobil, aku akan menyusul."

Perintah Atharik, Ethan menganggukkan kepala setuju.

melakukan apa yang dikatakan kakak sepupunya yang paling dekat dengannya.

Bahkan sudah di anggap seperti kakak kandung sendiri.

Dalam mobil Ethan melihat , Atharik tengah berjalan sambil menompang tubuh Lois berjalan menuju mobil.

Terlihat Atharik sedikit kesulitan menompang tubuh Lois yang sama-sama kekar dengannya.

Setelah berhasil meletakan Lois di kursi belakang Atharik, langsung duduk dikursi kemudi.

Ethan yang duduk disampingnya, tengah menggeliat kesakitan.

Atharik memberikan sebotol air mineral dan obat pereda rasa sakit sekaligus obat tidur pada Ethan.

Atharik menyadari kondisi sepupunya itu tidak kalah buruk dibanding Lois, Dan Ethan perlu beristirahat.

Kurang dari duamenit Ethan sudah tertidur pulas.

Atharik menggusap rambut Ethan penuh kasih sayang beberapa saat.

Lalu menoleh sekilas ke arah jok belakang.

Tanpa buang waktu Atharik langsung meluncurkan bebas mobilnya untuk keluar meninggalkan gudang milik keluarga Ethan.

*******

Mendapatkan kabar dari Atharik Angela segera meluncur ke rumah sakit.

Perasaannya sungguh kacau , ia bahkan tidak sempet berganti pakaian.

Membiarkan wajah cantiknya tidak dipoles make-up sama sekali.

Air mata sudah membasahi kedua matanya, sepanjang perjalanan ia hanya terdiam menatap keluar kaca mobil.

Sang sopir pribadi terus berusaha menghibur Angela tapi gagal.

Melihat kondisi Angela,  Arlod ikut bersedih.

Satu jam kemudian mobil yang ditumpangi Angela sampai rumah sakit, dengan terburu-buru Angela berlari menuju ruang UGD.

Dia tidak peduli kondisinya tengah hamil tua dan jika ia terjatuh bisa saja mengalami keguguran.

Terpenting saat ini ia segera sampai ruang UGD dan mendapatkan kabar kondisi sang suami.

Nafas Angela terengah-engah saat berjalan menghampiri Atharik yang tengah menuduk dengan kedua tangan yang menompang kepala.

Menyadari ada seseorang menghampirinya Atharik menoleh dan tersenyum saat mengetahui bahwa orang itu adalah Angela.

Dia berdiri dan berjalan menghampiri Angela, memeluk Angela beberapa saat.

"Bagaimana kondisi Lois?kak."

Atharik menggelengkan kepala, dan menghardik bahu .  "Aku masih belun tahu, dokter masih belum keluar An."

Mendengar jawaban Atharik,  Angela menarik nafas.  "Sebenarnya apa yang telah terjadi kak? Kenapa Lois bisa sekarat seperti ini?apa ini ulah Ethan?"

Atharik mengusap rambut Angela,  "Ini bukan ulah Ethan, dia memang menculik Lois dan mereka juga sempat baku hamtam tapi ini bukan ulah Ethan."

"Sekarang di mana Ethan?"

"Dia tengah berada di ICU sekarang bersama Talita."

"Apa Ethan baik-baik saja?kak." Seru Angela khawatir.

"Kondisinya buruk, tapi sekarang ia tengah ditangani dokter."

Perasaan Angela lega,  meskipun dia pantas marah pada Ethan tapi Angela mengerti kenapa Erthan harus bertindak sejauh ini.

Klik...

Pintu UGD terbuka dan muncullah Ken, salah satu dokter handal di rumah sakit sekaligus salah satu sahabat Lois dan Atharik.

Ken tampak kelelahan, ia membuka masker lalu penutup kepala.

Menarik nafas,tersenyum.  "Kondisi Lois sudah melewati masa kritis, syukurlah berkat kehandalanku ini nyawa Lois berhasil selamat."

"Kak Ken, terimakasih. Aku berhutang nyawa padamu."

Ken menarik Angela, meranggul hangat Angela. "Aku sungguh merindukanmu, An. Astaga ternyata kau sedang mengandung, aku ingin tahu siapa pria malang itu ? hahaha."

Angela memukul dada bidang Ken, tertawa kecil. "Kakak, kau menyebalkan!"

⚫⚫⚫⚫⚫

"Kau tidak bercanda kan Atharik?" Tanpa sadar Ken memyemburkan kopi yang berada dalam mulutnya saat mendengarkan pengakuan Atharik mengenai siapa suami Angela.

Atharik mengelap wajahnya yang menjadi korban semburan Ken dengan tisu, melempar pandangan kesal.

Melempar tisu menghapus noda kopi pada wajah tampannya dengan kesal. Menjitak kepala Ken.  "Apa wajahku seperti sedang bercanda?huh."

Ken menggelengkan kepala, lalu mengelus kepalanya sambil cengengesan tidak jelas.

Ken memang paling gokil, sejak mereka kecil bahkan sampai sekarang mereka sudah dewasa.

Ken merupakan pria paling populer di gank mereka, selain ia paling humoris Ken juga pria yang memiliki wajah begitu innocent.

Yang membuat para lawan jenis menyukainnya.

"Katakan padaku, bagai mana kondisi Lois sebenarnya?"

Ken kembali menyesap kopi miliknya, terlihat ia bingung menjelaskan kondisi sahabat mereka.

"Kondisi Lois, memang sudah keluar dari kritis tapi ada kemungkinan dia akan mengalami kehilang sebagian ingatan akibatan benturan keras yang terus-menurus dialami kepalanya." Kata Ken menjelaskan kondisi sebenarnya, Atharik mendengar dengan sesama.

"Apa ada kesempatan untuk Lois kembali mengingat?"

Wajah Ken sekarang terlihat serius, ia menghardikan bahu. "Sangat kecil kemungkinannya, dan sejujurnya Lois membutuhkan banyak darah."

Atharik menarik sebelah alisnya ke atas,  memasang raut terkejut.    " kau tahukan golongan darah Lois sulit dicari."

"Aku tahu,  Kita harus menelepon kak Laura secepatnya."

Flasback off

-

-

-

-

Anak haram.

Sejujurnya hati Angela terasa sesak saat mengingat Lois dengan tega kembali mengucapkan kalimat umpatan itu pada dirinya ,  Setelah sekian lama ia sudah tidak pernah mendengar kata-kata hinaan dari mulut Lois.

Selain kata cinta, sanjungan bahkan rayuan gombal.

Lois tidak pernah berkata kasar, sekalipun ia menyadari sikapnya kasar terhadap Lois.

Tanpa terasa kedua mata indah Angela telah basah dengan air mata, meskipun ia tidak menangis histeria seperti perempuan pada umumnya saat terluka dan terpuruk.

Tetap saja hatinya hancur lebur, Angela mengusap air matanya.

Dia harus tegar,kuat.

Tidak boleh bersikap lemah, karena selain dirinya sendiri siapa yang kelak akan melindungi melindungi dirinya dan anak-anaknya?jika bukan ia sendiri.

Perut Angela terasa sakit,  gerakan anak-anaknya terasa begitu kuat.

Bahkan anak-anaknya saja bisa merasakan kesedihan mommy mereka.

Haruskah Angela menyerah?

Melepaskan Lois yang sudah melupakannya?

Memulai hidup baru bersama anak kembarnya?

Dan, melupakan segalanya yang pernah ia alami bersama Lois?

Demi Tuhan.

Membayangkan Lois tidak ada dalam hidupnya lagi saja sudah membuatnya begitu rapuh.

Semua kenangan kebersaman mereka berdua, bermain dalam otak Angela.

Air matanya pun kembali mengalir ,bahkan lebih deras dari sebelumnya.

Ya Tuhan  , Kenapa rasanya sesakit ini? Bukankah seharusnya ia bahagia bisa terlepas dari Lois.

~~~

~~~

~~~

"Kak, kapan aku akan pulang? Aku sudah merasa bosan berada di rumah sakit. " Keluh Lois,  Laura mengambil sendok lalu mengisi sedok tersebut dengan nasi serta lauk pauk kemudian memasukannya ke dalam mulut sang adik.

Lois memakan dengan lahap setiap sendok yang diberikan oleh Laura.

"beberapa hari kau juga akan pulang, Lois."

Lois tersenyum,  "Benarkah? Baguslah."

"Setelah kau pulang dari rumah sakit, kau akan ikut kakak  tinggal sementara di london setelah kakak yakin kau sudah sembuh kau bisa kembali ke indonesia." Laura dengan santai memberi tahu rencananya ,Lois terkejut.

"Kalau aku pergi siapa yang akan memantau perusahaanku? Kak."

"tentu saja kau,  kau bisa memantaunya dari laporan semua karyawan dan memasang cctv di seluruh penjuru kantormu sehingga kau masih bisa melihat situasi perusahan."

"Tapi -"

Laura langsung menyela perkataan sang adik, melempar pandangan tajam.   "Tidak ada kata tapi, mengerti."

Tbc