Chereads / Istri Nakal Tuan Mafia / Chapter 3 - Bab 2 : Rekaman 2

Chapter 3 - Bab 2 : Rekaman 2

"Tidak ada, aku hanya ingin mengatakan kepada Nona Jia bahwa, siapapun laki-laki yang mendekatimu saat ini sebaiknya segera suruh ia menjauh. Karena aku sepertinya mulai tertarik dengan mu!" kata Liu Qiang.

Jia Li tertawa dan berkata, "jujur aku tidak pernah menyangka Tuan Liu Qiang yang sangat di puja dan di hormati semua orang bisa berkata seperti ini kepada seorang wanita, saya sangat tersanjung Tuan!"

Liu Qiang menekuk kedua tangannya di meja sambil tersenyum dan berkata, "Jika Nona Jia mengenalku dengan baik, maka Nona harus tau bahwa apa yang aku katakan barusan adalah perasaan ku yang sejujurnya. Aku tipe orang yang suka to the point!"

Kali ini tatapan mata Liu Qiang benar-benar terlihat sungguhan. Tatapan itu membuat Jia Li tidak nyaman, ingin sekali rasanya Jia Li kabur saja saat itu.

"Apakah bisa di mulai Tuan Liu?" berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ya tentu, silahkan!"

"Tuan Liu, di umur 31 tahun anda sudah berada di puncak karir yang sangat cemerlang, sebagai pendiri perusahaan XO. Banyak orang mendambakan menjadi Tuan Liu, jujur dari saya pribadi saya ingin mengetahui apa yang membuat Tuan Liu sesukses ini?" Jia Li membaca pertanyaan yang tertulis di dalam kertas yang ada di hadapannya.

"Karena luka di masa lalu, dan karena kemauan saya untuk sukses dengan bekerja lebih keras."

"Luka di masa lalu? bolehkah anda berbagai luka apa yang pernah anda rasakan di masa lalu tuan Liu."

"Hanya jika Nona Jia menjadi istriku, aku akan menceritakan segalanya."

Jia Li tertawa mendengar kata-kata Liu Qiang yang ia anggap sebagai lelucon.

Liu Qiang menjawab setiap pertanyaan dengan wibawa dan ketegasan yang kuat. Setiap jawabannya sederhana tapi punya makna tersendiri saat kata-kata tersebut keluar dari bibirnya.

Setelah melakukan rekaman suara, Jia Li yang masih memiliki beberapa jadwal lain dengan sangat terburu-buru berpamitan meninggalkan ruangan Liu Qiang.

"Sepertinya Nona Jia Li lebih sibuk dari aku, bahkan untuk menikmati teh yang di hidangkan olehku saja Nona Jia tidak sempat!" sindir Liu Qiang.

"Oh, maaf sepertinya saya benar-benar tidak sopan Tuan, tapi jujur saya sedang tidak mengonsumsi teh." Jia Li berusaha membohongi Liu, Jia takut jika Liu menaruh sesuatu di dalam tehnya.

Jia Li sendiri adalah tipe gadis yang sangat teliti, ia bahkan tidak pernah meminum atau memakan hidangan yang di sajikan oleh pria ketika berkunjung untuk melakukan wawancara.

Jia hanya berusaha menjaga dirinya dari perbuatan yang tidak diinginkan, mengingat ada banyak kasus pelecehan yang terjadi di kalangan wanita, Jia Li hanya berusaha untuk lebih over protective kepada dirinya sendiri.

"Kalau begitu biarkan saya yang meminumnya Nona Jia, karena tidak baik jika gelas yang diisi dengan teh hasil racikan leluhur tidak di minum habis."

Mendengar kata-kata Liu Qiang, Jia merasa mulai tidak enak hati. Ia lantas mengambil gelas berisi teh tersebut dan meminumnya di hadapan Liu Qiang.

Jika dia sendiri berani meminum teh ini, berarti dia tidak menaruh apa-apa di dalamnya. Tidak akan ada masalah jika aku meminumnya.

Setelah menghabiskan teh tersebut, Jia Li kemudian berpamitan.

"Maaf karena saya harus terburu-buru pergi Tuan Liu, karena ada jadwal wawancara lain yang harus saya isi sore ini."

"Tidak apa-apa Nona Jia, sebagai orang yang mengutamakan pekerjaan, saya mengerti apa itu pentingnya tanggung jawab."

"Saya berharap di lain waktu kita bisa mengobrol dan berbicara lebih santai. Saya sangat suka bicara dengan Nona Jia, gadis cerdas dan cantik seperti Nona Jia sangat langka di muka bumi ini."

"Terima kasih atas pujiannya Tuan Liu, kalau begitu saya permisi dulu."

Setelah Jia Li benar-benar keluar dari ruangan Liu Qiang.

Menarik, sangat menarik. Aku rasa aku akan mendapatkan double lucky jika bisa menikahinya. Liu menekan telepon yang ada di sebelahnya.

Telpon yang langsung terhubung kepada asistennya.

'Awasi wanita itu, dia baru saja keluar dari ruangan ku. Sepertinya dia sudah melihat sesuatu dari ruangan itu. Bagaimanapun dia melihat anak buah kita menyiksa menteri.'

'Baik tuan Liu, kami akan mengawasinya!'

Di dalam lift.

Jia Li merasa bumi seolah berputar, beberapa kali Jia Li menggelengkan kepalanya untuk menyetabilkan pandangannya yang seolah berputar-putar.

Sial! sudah kuduga dia menaruh sesuatu di minumanku, sebaiknya aku segera masuk ke mobil dan mengunci diriku disana. Aku tidak mau pria itu melakukan hal yang buruk terhadapku di sini. Belum lagi, tadi Menteri ada di lantai enam belas dan sedang di pukuli oleh orang-orang Liu Qiang.

Jia Li berusaha keras agar tetap bisa berjalan normal, berusaha terlihat baik-baik saja saat keluar dari dalam lift. Namun tubuhnya yang sudah tidak mampu berdiri tegap. Beberapa langkah berjalan Jia Li jatuh pingsan dalam hitungan detik.

Seolah sudah di rencanakan saat itu para anggota Liu datang berlarian menghampiri Jia Li dan membawanya menuju ruangan istirahat Liu Qiang.

Ruangan Liu Qiang.

Ruangan yang didesain khusus sebagai ruang istirahat Liu Qiang ini menjadi tempat Jia Liu berbaring. Ruangan ini bisanya digunakan Liu Qiang untuk bermain bersama wanita-wanita penghibur.

"Saudara Liu?" sapa Zhu Yang

Dalam perusahan ini ada lima orang pria berpengaruh yang sangat di takuti dan di hormati seluruh anggota mafia maupun anggota perusahaan sendiri.

Posisi pertama di pegang oleh Liu Qiang, kedua di pegang oleh Feng Gang selaku pemimpin paling kejam yang siap mencincang-cincang tubuh lawannya, ketiga di pegang oleh Zhu Yong selaku ketua Mafia pemegang beberapa klub malam dan tempat perjudian besar bertaraf internasional, keempat Zhang Le sebagai orang yang paling bijaksana dan sangat pintar di dalam kelompok pemimpin, dan yang terakhir sekaligus yang paling muda adalah Liu Xiang. Liu Xiang sendiri tidak tinggal di Negara A karena sedang menempuh pendidikan di luar Negara A tepatnya di Negara X.

Mereka berlima menyatu dalam elemen kekuatan yang tak terkalahkan oleh siapapun. Punya ambisi dan kekuatan yang saling berkaitan, mereka Mafia yang paling di takuti pada abad ini. Namun dengan identitas yang dirahasiakan.

"Bagaimana, apa dia cocok menjadi kakak ipar?"

"Ya, aku sudah mencari tau secara keseluruhan. Dan hanya dia wanita yang cocok mendampingi ku. Dengan citranya sebagai orang yang paling berpengaruh aku yakin dia bisa membuat aku menjadi pemenang dalam pemilihan presiden Negara A."

"Kalau begitu nikmati waktumu, aku ingin bersenang-senang dengan Mentri sialan itu!"