Perlahan Bian membuka matanya saat Yumna memanggil namanya.
"Bian, buka matamu. Kita sudah sampai di kota Ise." Ucap Yumna berbisik lagi di telinga Bian.
"Apa benar kita sudah sampai di kota Ise?" Tanya Bian sambil mengedarkan pandangannya ke sebuah kota yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Kita bisa naik taksi untuk sampai ke sana." Ucap Yumna sambil menatap jalan yang tampak sepi.
"Kenapa kita tidak langsung ke sana saja? Kenapa harus berhenti di sini?" Tanya Bian sambil mengusap perutnya yang mulai terasa lapar.
"Aku tidak mau mengundang perhatian banyak orang. Aku minta padamu tetaplah bersamaku dan jangan melakukan hal yang tidak aku sukai." Ucap Yumna dengan tatapan serius.
Bian hanya menelan salivanya tidak berkomentar apa-apa, bahkan dia berusaha menahan pikirannya untuk tidak memikirkan tentang rencana pelariannya sampai pada kesempatan yang benar-benar ada.
