"Di tubuh yang hancur itu ada jas yang juga sudah tidak berbentuk dan ada sebuah ponsel yang setengah hancur dan itu perkirakan ponsel Ryu." Ucap Abay dengan rasa iba pada putrinya Annara.
"Itu tidak mungkin Ayah, Ryu masih hidup, aku yakin Ryu tidak akan berani meninggalkan aku sendirian seperti ini, dia sudah berjanji padaku tiga hari lagi akan membali, bahkan dia sudah berpesan padaku agar aku menunggunya di depan pintu saat dia datang Ayah." Ucap Annara menangis dalam pelukan Ayahnya.
"Sabar ya sayang, Ayah sama Papi akan ke sana hari ini untuk memastikan apa benar itu Ryu atau bukan." Ucap Abay mengusap punggung Annara dengan kesedihan yang sangat mendalam.
"Bolehkah aku ikut Ayah?" Tanya Annara dengan penuh harap.
"Tunggu kabar dari Ayah dan Papi saja ya sayang." Jawab Abay tak sampai hati melihat kesedihan di wajah Annara.
