"Aku siap Kak Di." ucap Daniel dengan pasti.
"Aku siap." ucap Jian dengan tenang.
"Uncle jangan! aku mohon uncle jangan ikuti permainan ini." ucap Jean dengan wajah yang rumit.
Ketakutan Jean karena lambung Jian sudah tidak bisa menerima makanan yang pedas atau asam, itu sudah hasil akhir dari dokter Frans satu tahun yang lalu.
Jian menatap Jean dengan tersenyum.
"Kak Di, apakah yang cabenya bisa di ganti yang lain." ucap Jean pada Diana.
"Tapi Jean, mereka berdua sudah setuju..jadi kita lihat saja siapa di antara mereka berdua yang pantas mendapat jam tangan ini." ucap Diana sambil tersenyum.
Diana mengambil cabai hijau dari dalam kulkas dan meletakkannya dalam wadah mangkuk yang cukup besar.
"Nah, sekarang aku jelaskan pada kalian berdua makan saja cabai ini sebanyak mungkin, tangkai cabenya kalian letakkan di mangkuk kalian, biar Jean nanti yang menghitung." ucap Diana menjelaskan dengan sangat jelas.