" Kenapa tadi bilang mau ikut Jian sayang?" tanya Ardham sambil melepas Jasnya.
" Jian akan lebih kuatir dengan ponakannya sayang, jadi aku harus cari titik kelemahan Jian." ucap Nadine seraya membantu melepas jas dan kemeja Ardham.
" Itu benar, tapi sakit juga hati dengarnya sayang." ucap Ardham dengan wajah tertekuk.
Nadine tertawa terkekeh.
" Selalu begitu, Jian pergi tidak boleh, tidak pergi di cemburuin terus." ucap Nadine sambil mencubit hidup Ardham gemas.
Ardham pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Sayang, kamu tidur saja...aku ada pekerjaan sedikit yang harus selesai malam ini." ucap Ardham setelah selesai berganti pakaian.
" Tidak ada kerja, kamu tidak boleh kerja malam ini, badanmu juga butuh istirahat." ucap Nadine menarik Ardham naik ke atas ranjang.