" Jangan menangis lagi." ucap Abay seraya duduk di samping Nadine.
" Paman Abay!! ucap Nadine terkejut dan langsung menghapus airamatanya.
" Dalam cinta pasti ada yang bahagia dan ada yang terluka, Jian sudah berani mencintaimu, dan dia harus bisa menerima konsekuensinya, Jian mencintaimu dengan tulus tanpa mengharapkan apa-apa darimu, dan kamu sudah tahu bagaimana Jian sangat menyayangi Ardham, kenapa kamu masih bersedih?" tanya Abay ingin tahu.
" Paman?" Nadine tak mampu bicara apa-apa lagi, karena dia tahu Abay sangat tahu semua yang ada di pikirannya bahkan yang ada di hatinya.
" Aku memang sahabat Ardham, tapi Jian sudah ku anggap sebagai anakku sendiri, dia bercerita banyak tentang hatinya dan semua keinginannya, Jian laki-laki yang sangat baik, sebaik Ardham." ucap Abay lagi menatap Nadine yang masih terlihat sedih.
" Paman Abay, maafkan aku." ucap Nadine yang tak ada maksud untuk menyakiti hati keduanya.