Sampai di rumah sakit, Destin mengangkat tubuh Daniel dan berlari ke tempat UGD rumah sakit.
"Tolong selamatkan pamanku, dia terkena beberapa tembakan." Ucap Destin sambil menyerahkan identitasnya sebagai kapten angkatan udara pada salah satu dokter yang jaga.
"Baik pak Destin akan segera kami tangani paman anda." Ucap dokter jaga itu dan memanggil beberapa tim medis untuk membantu menangani Daniel.
"Destin, paman Daniel baik-baik saja kan?" Tanya Dhenisa di sela Isak tangisnya.
"Ya Dhenis, aku yakin paman Daniel akan selamat, paman Daniel sangat mencintaimu dia pasti akan bertahan untukmu." Ucap Destin menenangkan hati Dhenisa.
"Aku tidak percaya, kenapa ini bisa terjadi?kenapa semua tidak memberitahuku?" Ucap Dhenisa masih menangis dalam kesedihan.
"Paman Daniel tidak memberitahumu karena tidak ingin kamu merasa cemas Nis, karena paman Daniel lebih menguatirkan kehamilanmu." Ucap Destin yang merasa bersalah juga karena kurang waspada.
