"Aku tidak tahu paman, aku juga tidak melihat Annara." Jawab Jian sambil menatap salah satu pelayan yang sikapnya sangat mencurigakan.
"Ya sudah Ji, aku ke Ardham sebentar." Ucap Abay meninggalkan Jian yang duduk sendirian.
Sambil melihat pelayan yang mencurigakan Jian menghabiskan minumannya, dan sedikit terkejut saat ada tangan halus yang menutup matanya.
"Hm, siapa ya?" tanya Jian pura-pura tidak mengetahui siapa yang sedang mengerjainya.
"Aku yakin tangan halus ini, seorang wanita yang cantik, bukan seperti tangan istriku yang sangat kasar seperti parut." Ucap Jian lagi yang tak bisa bertahan lama, karena tangan itu berganti menutup mulutnya.
"Begitu ya? tangan istri di bilang kasar seperti parut." Ucap Jean sambil mencubit perut Jian dengan gemas.
Jian tertawa dalam kesakitan saat tangan halus Jean mencubitnya manja.