Seorang perempuan terlihat sedang duduk terdiam di salah satu halte bus. Pandangan matanya terlihat kosong. Matanya terlihat merah dan bengkak. Baju yang
dikenakannya berantakan.
"Kemana lagi sekarang aku harus pergi?" Tanya Hailey pada dirinya sendiri.
Ya, wanita yang sedari tadi duduk di halte bus dengan pandangan kosong adalah Hailey. Penampilannya sudah sangat acak - acakan.
Bahkan ada beberapa orang yang lari dari halte bus karena melihat Hailey. Namun, Hailey tidak memperdulikan mereka. Ia hanya duduk di sana memandang kosong sekitarnya.
Sekarang Hailey bingung. 'Apa yang harus dilakukannya? Kemana dia harus pergi?' dan pertanyaan - pertanyaan lainnya yang memenuhi pikirannya sekarang.
Setelah berdiam di halte bus selama berjam - jam Hailey akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah dengan berat hati.
Hailey tau kalau ia pulang ke rumah bisa saja orangtuanya memukuli dan memarahinya lagi. Hailey sangat sedih karena perlakuan orangtuanya tentu saja, tapi Hailey selalu diam tidak membalas.
Semua masalah ini datang dari adiknya. Adik yang sedari dulu sangat Hailey sayangi, Ivy. Tapi sepertinya semua itu belum cukup untuk Ivy.
Ivy merampas orangtuanya, pacarnya, teman temannya, semuanya. Ivy sudah merampas kehidupan Hailey.
Kehidupan Hailey jadi berantakan dan semuanya karena Ivy. Ivy selalu membuat masalah dan menyalahkan semuanya pada Hailey.
Hailey sendiri tidak percaya bagaimana orang - orang terdekatnya lebih memilih untuk mempercayai Ivy ketimbang dirinya.
Sekarang Hailey berpikiran bahwa tidak ada orang yang bisa dipercayainya. Semua oarng sama saja.
Ketika sampai di perempatan jalan Hailey melihat sekelilingnya. Matanya melebar ketika melihat ada mobil melaju kencang ke arah seorang anak kecil yang sedang menyeberangi jalan.
Tanpa sadar Hailey langsung berlari ke arah anak itu. Hailey mendorong anak kecil tersebut ke tepi jalan sebelum merasa sesuatu membentur dirinya dengan sangat keras.
Seluruh tubuhnya terasa sakit, terlebih kepalanya, "Sakit." Ucap Hailey pelan sebelum kehilangan kesadarannya.
Anak kecil yang baru saja diselamatkan oleh Hailey terlihat pucat ketika melihat tubuh Hailey yang sudah terkulai lemas dengan darah di sana sini.
Anak kecil itu pun langsung mendekati tubuh Hailey yang terkulai lemas. Digoyang goyangkan tubuh Hailey yabg sudah tidak sadarkan diri. "Bi." Panggil anak tersebut.
Anak itu masih saja menggoyang goyangkan tubuh Hailey, mencoba untuk membangunkannya. "Bi, bangun bi." Ucap anak tersebut. Air mata mulai mengalur di kedua pipi gembulnya.
Karena Hailey tidak juga membuka mata anak kecil itu pun berteriak - teriak memanggil pamannya. "Paman, Paman, Paman." Teriak anak tersebut memanggil pamannya.
Sekarang sudah ada kerumunan kecil orang di sekitar tempat kejadian. Orang - orang hanya melihat dan berbisik - bisik, tidak ada niatan untuk membantu Hailey.
Orang yang menabrak Hailey tadi langsung tancap gas melarikan diri.
Seorang Pria menerobos kerumunan kecil di sekitar tubuh Hailey yang sudah terkulai lemas.
Pria itu dengan sigap langsung menggendong tubuh Hailey bridal style. "Ren, ayo cepat. Kita harus pergi ke rumah sakit sekarang juga." Ucap Pria tersebut.
Anak kecil yang dipanggil Ren pun hanya menganggukan kepalanya. Kedua orang itu pun langsung berlari ke arah mobil yang tidak jauh dari mereka.
Pria tersebut membaringkan Hailey di kursi belakang. Ren dan pria tersebut pun langsung masuk ke mobil dan tancap gas ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit pria tersebut langsung kembali menggendong Hailey. "Suster, tolong wanita ini." Teriak pria tersebut.
Beberapa suster dan dokter pun langsung menghampiri tiga orang tersebut dengan ranjang pasien.
Hailey segera ditaruh di atas ranjang pasien dan dibawa ke ruang UGD untuk segera ditangani oleh dokter.
Ren dan pamannya pun menunggu di tempat tunggu dengan cemas. Bagaimana pun juga wanita itulah yang sudah menyelamatkan Ren dari kecelakaan.
Ren menatap pamannya dengan mata berkaca kaca. "Paman, apa bibi tadi akan baik - baik saja?" Tanya Ren terdengar khawatir.
"Paman tidak tau Ren, sekarang berdoa saja semoga bibi tadi tidak apa apa." Ucap sang paman, ia terdengar tidak yakin pada dirinya sendiri.
"Sebenarnya kenapa bisa sampai seperti tadi sih?" Tanya pria tersebut dengan penuh tanda tanya.
Masih dengan mata berkaca - kaca anak itu pun menjelaskan. "Tadi aku ingin menyebrangi jalan, tapi aku tidak hati hati dan memperhatikan sekelilingku. Tiba - tiba aku merasa seseorang mendorongku. Saat aku melihat kebelakang bibi tadi sudah seperti itu." Ucap Ren dengan suara bergetar menahan tangis.
"Ini semua karena Ren nakal ya paman?" Tanya Ren kepada pamannya.
Pria itu pun memindahkan Ren ke pangkuannya. Pria tersebut membelai puncak kepala Ren lembut. "Ini bukan salah Ren kok. Ini salah pengemudi tadi. Ren memang salah karena gak memperhatikan sekeliling saat menyebrangi jalan, tapi ini bukan salah Ren kok." Ucap pria tersebut mencoba menenangkan anak kecil di pangkuannya.
"Sekarang kita pulang dulu ya?" Tanya Pria tersebut.
"Tapi paman....." Ren terlihat ragu untuk meninggalkan bibi yang sudah menyelamatkan dirinya tadi.
"Sudah tidak apa. Sekarang kita pulang dulu. Nanti kita ke sini lagi ok?" Ucap pria tersebut mencoba untuk meyakinkannya untuk pulang.
"Biklah paman. Tapi nanti kembali lagi ya?" Tanya Ren pada pamannya.
Pria itu tersenyum. "Baiklah. Ayo sekarang kita pulang." Ucap pria itu.
Pria itu pun langsung menggendong Ren dan membawanya pulang setelah menyelesaikan masalah administrasi.