Saat sampai di rumah kedua orang itu pun langsung turun dari mobil.
Saat masuk ke dalam rumah dapat terlihat ada seorang wanita yang sedikit lebih tua dari pria tersebut menunggu di sana dengan cemas.
Begitu melihat mereka masuk wanita itu langsung menghembuskan nafasnya lega. "Akhirnya kalian kembali juga. Aku sangat khawatir." Ucap sang wanita kemudian menggendong Ren.
Namun ia sedikit panik ketika melihat ada luka pada tangan kaki anaknya. "Mba, tolong bawakan p3k kemari." Minta perempuan tersebut pada salah satu pelayan.
Pelayan itu pun langsung pergi untuk mengambil kotak p3k.
"Alex, katakan pada kakak kenapa Ren bisa menjadi luka luka seperti ini." Perintah wanita tersebut dengan tegas kepada pria di depannya.
Mendengar wanita di depannya meminta penjelasan pria tersebut yang ternyata bernama Alex melirik ke arah keponakannya. Mata keponakannya sudah mulai kembali berkaca kaca ketika mengingat kejadian sebelumnya.
"Ren mau paman yang jelasin? Atau Ren mau jelasin sendiri ke mama Ren?" Tanya Alex selagi membelai puncak kepala Ren dengan lembut.
Ren menatap pamannya dengan mata berkaca - kaca. "Ren saja paman, Ren mau menjelaskan semuanya sendiri." Ucap Ren pelan.
Alex tersenyum. "Baiklah kalau begitu." Ucap Alex.
Wanita di depan mereka pun semakin bingung mendengar perbincangan dua orang di depannya. 'Apa yang terjadi?'
Ren menatap wajah mamanya kemudian langsung menundukkan kepalanya lagi. "Tadi Ren hampir ketabrak mobil." Ucap Ren pelan.
"Apa?" Tanya wanita di depan mereka. Ia kelihatannya shock.
Kemudian sedetik kemudian wanita itu langsung mengangkat tubuh Ren dan memeriksa luka - luka di tubuh Ren.
Setelah selesai memeriksa tubuh Ren wanita itu menghela nafasnya lega. "Syukurlah kamu tidak apa - apa. Tidak ada luka serius, hanya luka kecil. Sebentar juga sembuh." Ucap wanita itu.
Setelah mendengar ucapan mamanya Ren mulai menangis. Wanita di depannya pun langsung panik.
"Ada apa sayang? Apa ada yang sakit sekali ya? Tunggu sebentar ya, biar mama obati." Ucap wanita tersebut kemudian mengambil kotak p3k yang diletakannya oleh pembantu tadi di atas meja.
Wanita itu pun dibuat bingung ketika melihat Ren menggelengkan kepalanya. "Ada apa sayang? Ayo mama obati." Ucap wanita itu.
Alex pun menghela nafasnya kasar. "Bukan karena itu kak Adel." Ucap Alex membuat wanita didepannya yang bernama Adel bingung.
"Kalau bukan karena sakit terus apa lagi?" Tanya Adel kebingungan.
Melihat keponakannya tidak bisa menjelaskan, Alex pun menjelaskan semuanya pada kakaknya.
Adel tentu saja shock. Dalam hatinya ia terus mengucapkan terima kasih pada wanita yang sudah menyelamatkan anaknya.
"Kalian besok mau menjenguknya?" Tanya Adel pada Alex.
"Ya, aku sudah berjanji pada Ren. Lagipula, aku harus berterima kasih padanya karena sudah menyelamatkan Ren." Terang Alex.
"Aku ikut dengan kalian besok." Mata dari Adel menunjukkan bahwa ia tidak ingin dibantah.
Alex pun hanya bisa menganggukan kepalanya pasrah.
"Ren, sebaiknya kamu diobati saja sekarang. Kalau tidak, kita tidak akan mengunjungi bibi yang tadi." Ucap Alex tegas, tidak bisa dibantah.
"Baik paman." Ucap Ren lesu.
Ren pun langsung diobati oleh Adel.
"Bagaimana kondisi wanita itu sekarang?" Tanya Adel selagi membersihkan luka anaknya.
"Tidak tau. Dokter masih menanganinya tadi saat kami pergi." Ucap Alex.
"Semoga wanita itu tidak apa - apa." Ucap Adel khawatir.