Sandra tak lagi memiliki kepercayaan atas nama pernikahan, karena penghianatan Papa nya. Dan merasa tidak pernah percaya apa yang nama nya janji . Karena orang orang yang pernah berjanji kepadanya tak pernah bisa menepati janji mereka.
'ayoo menikah' ...
Kalimat itu terngiang jelas di telinga dan pikiran Sandra.
Kenangan bersama Aaron pun terlintas di benak nya.
'malam panas yang mereka lewati'
'hari hari dimana Aaron bersikap hangat kepadanya'
dan
'Bagaimana Aaron melindungi nya'.
Semua itu membuat hati Sandra menghangat dan ada bulir air mata yang mengalir di pipinya.
Sampai saat ini dia masih belum tau perasaan nya terhadap Aaron .
Sandra terus berpikir dan menerawang kedepan.
"Seandainya kamu datang lebih cepat Aaron" .
"ntah mengapa hati ku tak bisa menolak mu, tapi ada bagian dari diri ku yang tak menginginkan hubungan ini"
"Bli Zayn, apa yang harus aku lakukan, akan kah kamu kembali?"
"atau haruskah aku melupakan mu?"
ucap Sandra kepada diri nya sendiri.
***************************
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, 2 minggu sudah berlalu.
Aaron awal nya berpikir Sandra butuh waktu untuk memberikan nya jawaban. Sehingga ia tak mengganggu nya.
Namun seminggu yang lalu dia mencoba menghubungi Sandra namun tak bisa , dan mencari nya namun tak menemukan nya.
Seharusnya hari ini dia sudah kembali bekerja. Maka Aaron berangkat kekantor lebih awal.
"selamat pagi Pak Aaron" . ucap Trisa ketika memasuki ruangan Aaron.
Trisa sedikit terkejut melihat Aaron, dia pun melirik jam tangan nya, 'jam 07.35' , aku belum terlambat gumam nya . Karena jam Kantor adalah jam 08.00 .
"apa Sandra sudah datang?" ucap Aaron, bukan malah menjawab sapaan Trisa.
"mba Sandra belum datang Pak" jawab Trisa.
"kalau dia datang suruh langsung menemui ku" sahut Aaron dingin.
"ba..ik Pak" jawab Trisa.
"keluarlah, tidak usah menyiapkan apapun," balas Aaron tegas.
Trisa pun keluar dari ruangan Aaron.
"Sandra, Sandra, dan Sandra". ucap Trisa dengan suara pelan namun jelas penuh kebencian.