Chapter 6 - Lulus

Ponsel Raina berdering selama beberapa menit, sudah entah berapa kali Yasmin mencoba menghubungi Raina. Gadis itu baru saja selesai shift jaga malam pagi ini di klinik 24 jam tempat dia bekerja sementara, dia baru tertidur selama dua jam, tentu saja Raina tidak mendengar ponselnya yang berbunyi terus-menerus.

Ibu masuk ke dalam kamar Raina karena sedari tadi mendengar ponsel anaknya berbunyi. Ibu mendapati Raina yang masih tertidur pulas. Dengan hati-hati, wanita paruh baya itu mengambil ponsel yang berada tepat di samping tubuh Raina. Ibu takut membangunkan anaknya itu, wajah Raina jelas kelelahan, siapa yang tidak lelah setelah jaga selama 24 jam. Ibu melihat di layar ponsel, ada nama Yasmin disana. 

"Na, lu tidur ya? Gue telpon berkali-kali lama bener angkat teleponnya, pasti kebo deh tidurnya" Omelan Yasmin langsung terdengar diujung sana. Ibu hanya tersenyum mendengar omelan sahabat anaknya itu. Memang Yasmin selalu bersikap apa adanya, tapi Ibu tahu dalam hati, anak ini baik sekali, hanya Yasmin satu-satunya orang yang paling mengerti dengan sikap Raina. Bahkan kadang Ibu merasa Yasmin jauh lebih mengerti dibanding dirinya sendiri. 

"Halo Yasmin, apa kabar, ini Tante, Nak" balas Ibu dengan lembut.

"Ya ampun, Tante?! Aduuh, maaf Tante, Yasmin pikir Nana yang angkat.., naaf ya Tante," ucap Yasmin cepat, malu sekali dia langsung mengomeli Raina tadi. Salahnya juga yang tidak memastikan dulu. Sahabatnya itu pasti sedang tidur lelap, tebak Yasmin dalam hati. 

"Enggak apa-apa, Nana lagi pules tuh, sampai enggak denger handphone-nya bunyi terus dari tadi. Kemarin dia jaga 24 jam Yas, makanya pules kaya gini" jelas Ibu sambil menatap Raina dengan dengkuran halusnya. Ibu tidak tega membangunkan Raina. Putrinya itu juga seperti tidak terganggu dengan kehadiran Ibu. 

"Enggak apa-apa Tante, Yas cuman mau kasih kabar, kita berdua lulus Tan, pengumumannya baru ada tadi, makanya Yas langsung telpon" ucap Yasmin dengan suara bahagia. 

"Wah, beneran Yas? Hebat kalian, selamat ya Yas, nanti Tante kasih tahu Nana deh, setelah dia bangun ya" ucap Ibu lagi.

"Selamat juga Tan, makasih banyak ya Tan, salam buat Om juga Tante" ucap Yasmin, sebelum menutup sambungan telepon. 

"Salam buat Mama Papa kamu ya, kapan-kapan main kesini ya Yas" balas Ibu. Senang sekali mendengar kabar baik dari Yasmin. 

"Oke Tante, nanti Yasmin main kesana deh, sekarang kan bareng lagi sama Nana, sampai nanti ya Tante" balas Yasmin sebelum memutuskan sambungan ponselnya.

Ibu kembali mengalihkan pandangan menatap anak gadis sematawayangnya itu, dia tersenyum manis, walaupun manja, penuh dengan drama dan tingkahnya sering aneh, tapi anaknya pintar juga bisa langsung lulus dipercobaan pertama ujian spesialis. Pelan-pelan Ibu mengelus sayang rambut hitam Raina. 

"Biarin deh anak gadis Ibu ini drama bukan main, tapi pinter. Semoga kamu nanti dapat jodoh yang benar-benar mengerti kamu ya, Na" gumam Ibu. 

Wanita paruh baya itu kembali meletakkan ponsel Raina ke tempatnya. Berjalan dengan langkah hati-hati keluar dari kamar anaknya. Biarlah Raina tidur sebentar lagi, pikir Ibu dalam hati. 

____________

Raina membuka matanya, hari sudah menjelang sore, sekitar pukul empat sore.

"Astaga sudah sore sekali!" Pekik Raina saat melihat jam di dinding kamarnya. Raina langsung mengecek ponselnya, dia baru teringat kalau hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Raina melihat banyak pesan dan panggilan yang tidak terjawab, semua dari Yasmin. Dia segera menghubungi sahabatnya itu sebelum membaca pesan dari Yasmin. 

"Yas!" Panggil Raina. 

"Udah bangun lu? Gue pikir elu pingsan, tidur lama banget sampai enggak denger gue telpon berkali-kali" goda Yasmin.

"Biasa, jaga 24 jam, tewas gue" balas Raina sambil tertawa. Dia sendiri tidak menyangka bisa tertidur lama sekali.

"Udah baca pesan gue?" Tanya Yasmin. Pasti belum, tebalnya. Yasmin terlalu hapal dengan sifat sahabatnya ini.

"Belom, ada apaan?" Tanya Raina, dia lebih suka bertanya langsung.

Yasmin menghela napas, seperti dugaannya. Dia memang terlalu hebat menebak isi kepala Raina. 

"Kita lulus!!!" jawab Yasmin sambil bersorak kegirangan. 

"Beneran?!? Serius?!?!! Yeaaayyyy!!!!" Raina langsung berlari mencari orang tuanya, dia bahkan melemparkan ponselnya sembarangan dan Yasmin masih ada disambungkan ponsel.

"Halo??! Halooo??! Na?? Nanaaa???????" Teriak Yasmin, tapi percuma, Raina sudah tidak berada di kamar.

"Dasar bocah ini, dikasih kabar langsung enggak ada gini" ucap Yasmin, mematikan ponselnya.

"Bu.. Ibuuuu..!! Ayaaah!!!" Raina berlarian sambil berteriak memanggil kedua orang tuanya.

Ayah dan Ibu yang sedang berada di ruang keluarga, sedang menonton televisi, tersentak dan terkejut mendengar teriakan anak gadis mereka yang membahana ke seluruh ruangan. 

"Ada apa Na? Kamu bangun-bangun lari-larian gitu?" tanya Ibu, dia dan Ayah sama-sama menatap putri mereka dengan wajah bingung. 

"Bu, Yah, Nana punya berita bagus bangeet!!" Seru Raina sambil mengatur napasnya yang terengah-engah karena menuruni tangga setengah berlari. 

"Kenapa? Kamu lulus ujian spesialis?" Tanya Ayah dengan santai. Ibu di sebelah Ayah juga memasang wajah tidak terkejut.

Raina mengerutkan keningnya, bingung sendiri mengapa kedua orang tuanya sudah tahu, batinnya bertanya-tanya.

"Kok, Ayah ibu tahu?" Tanya Raina, bingung.

"Ya tahulah. Tadi Yasmin nelponin kamu terus, ponsel kamu dering terus, jadi Ibu angkat deh, Ibu pikir pasti berita penting. Yasmin yang kasih kabar, kalian berdua lulus. Kamu sih, tidurnya pules banget, Ibu sampe bingung kamu tidur apa pingsan, ponsel dering kenceng gitu kamu enggak terganggu sama sekali tidurnya" jawab Ibu sambil terkekeh geli, mengingat bentuk Raina saat tidur tadi. Hampir seperti orang pingsan.

"Ah, Ibu, Nana udah sampe lari-lari gini buat kasih kabar ini. Eh, malah ibu udah tahu duluan" balas Raina, malu sendiri. Dia lalu mengambil tempat duduk diantara kedua orang tuanya 

"Selamat ya Sayang" ucap Ibu dan Ayah sambil memeluk putri mereka. Raina tersenyum senang. Hari ini dia bisa membuat orang tuanya bangga.

"Ah, lupaa!!!!" Seru Raina tiba-tiba, dia beranjak dari duduknya, lalu segera berlarian kembali ke kamarnya. Ibu dan Ayah yang masih dalam posisi memeluk tubuh Raina sama-sama terkejut. 

"Ada apa sih Bu?" Tanya Ayah. Ibu hanya menaikkan kedua bahunya, pertanda tidak mengerti.

Sampai di dalam kamar, Raina langsung mencari ponselnya. Yasmin sudah memutuskan sambungan teleponya. Raina segera membuka situs universitas untuk mengecek nama-nama peserta yang lulus ujian, Raina membaca nama-nama itu dengan tidak sabar, beberapa detik kemudian, dia mendapatkan nama dia, nama Yasmin dan satu nama yang dia cari sedari tadi, Radit. 

"Ah, dia juga lulus!!" Teriak Raina sambil melompat kegirangan. Mengetahui Radit juga lulus membuat hati Raina lebih bahagia. Hal ini berarti, dia akan bersama-sama dengan Radit selama 4 tahun ke depan. 

_________

Halo.. jangan lupa dukungan untuk cerita ini dan follow Ig saya di rizka_author ya..

Happy reading