Seluruh tubuhku diselimuti oleh api. Aneh nya bukan merasa sakit, malahan aku merasa bersemangat. Kekuatan yang mengalir di seluruh tubuhku, aku bisa merasakannya.
Kekuatan itu berpusat dan berkumpul di jantung tubuhku, aku berkonsentrasi dan mengumpulkan semua kekuatan api untuk menyusut kembali ke inti di jantung saya.
Yah, kurasa hipotesis awal saya salah dan dunia ini mungkin bukan dunia biasa. Dan saya akan punya waktu untuk memikirkan hal ini nanti, karena dari ingatan tubuh ini, kehadiran saya di aula makan diharapkan untuk apa yang dianggap sebagai sarapan di dunia ini.
——————————
Di ruang makan, hanya ada ayahku dan diriku. Sarapan berlalu tanpa ada masalah, bertindak sebai Odion terasa alami, semuanya ada di kepala saya.
Setelah sarapan saya mengikuti ayah saya untuk sisa hari ini. Sebagai seorang ahli waris keluarga, saya harus belajar tentang bisnis keluarga yang harus saya warisi. Jika aku memainkan kartuku dengan baik, masa depan ku mungkin terjamin atau relatif nyaman.
Ayahku. Dia orang yang dapat dibilang tidak terlalu kasih sayang, namun di beberapa saat dia akan menunjukkan tampilan nya yang penuh kasih sayang. Dalam ingatan tubuh ini dia tidak pernah memukuliku, setidaknya selama saya mengikuti perintah nya dan menunjukkan rasa hormat yang layang diterimanya.
Tidak ada ibu dalam ingatan ini, dia meninggal ketika melahirkan saya. Ayah sepertinya tidak menyimpan dendam kepada ku, karena hal ini biasa terjadi di zaman ini.
Setelah pembelajaran mengenai bisni dengan ayah, Odion tua akan bermain bersama anak anak lain. Tapi aku punya rencana lain. Kekuatan dalam diriku terasa berdenyut sepanjang pagi ini. Mereka memohon untuk digunakan.
——————————
Di Padang rumput luas terdekat, di dekat hutan. Odion lama menemukan tempat ini beberapa tahun lalu. Dengan suasana tenang dan damai serta memiliki kolam kecil di tengah nya. Tempat ini cocok untuk menguji kekuatan ku.
Fokus. Merasakan kekuatan dalam diriku, perlahan mengontrol nya menuju telapak tanganku yang terbuka.
"Huff.."
Api yang muncul setidaknya sebesar kelereng. Mengecil dan membesar di telapak tanganku. Dengan api yang keluar dari telapak tanganku, seluruh tubuh dan jiwaku gemetar bahagia melihatnya.
Satu jam kemudian dihabiskan dengan mengontrol ukuran api saya mulai dari besar ke kecil dan kecil ke besar. Batas besar nya adalah sebesar api obor.
Berikutnya, saya pindah ke dekat kolam. Mengarahkan tanganku ke arah kolam dan mencoba menyemburkan api menuju kolam. Ternyata berhasil, api yang diterbangkan langsung menguapkan sebagian kecil air dikolam tersebut.
Untuk anak 10 tahun kekuatan ini sangat destruktif. Di dunia Dimana pedang dan busur adalah senjata utama. Kecuali ada orang luar di sana yang memiliki kemampuan seperti saya. Mungkin beberapa orang di dunia ini memiliki kekuatan aneh dan fantastis, dan mungkin mitos yang terdengar memang benar benar ada di dunia ini.
Apa yang harus kulakukan adalah menjaga mataku tetap terbukan. Dan menguasai kemampuan ini secepatnya, sehingga tak ada yang perlu ditakuti lagi.
Berkonsentrasi lagi aku menarik semua kekuatanku dan membayangkan dalam pikiran saya kalau ranting pohon didekat saya terbakar. Kemudian saya melihatnya, api menari nari di ranting itu, membakarnya menjadi debu. Merasa lelah, tubuh saya jatuh ke tanah, rasa sakit menusuk pikiran saya.
Butuh beberapa menit untuk pulih. SeringAi tak bisa berhenti mengambang di wajah ku.
"Sepertinya tubuh ini memiliki jadwal tambahan untuk dilakukan"