"Saat sesuatu yang kau perjuangkan belum menjadi nyata, jangan menyerah. Teruslah berusaha. Karena setiap buah, memiliki waktu matang yang berbeda-beda."
~ Pangeran Di Xia Shan
🔥💦🔥💦🔥💦
Pohon magnolia ungu berdiri kokoh dengan bunganya yang mekar sempurna. Satu per satu kelopak kelopaknya berguguran tertiup angin. Mereka menari-nari indah di udara. Untuk selanjutnya jatuh entah di mana.
Pepohonan magnolia ungu berjejer rapi bersama hamparan rumput yang menghijau. Semilir angin membawa kesejukan saat seseorang mulai melangkahkan kakinya. Sinar matahari yang sebagian terhalang oleh pepohonan terasa hangat mengenai kulit.
Mereka ada di Paviliun Magnolia Ungu, Istana Magnolia. Paviliun Magnolia Ungu berdekatan dengan Paviliun Magnolia yang merupakan kediaman Putri Shuiliu Meili. Sementara itu, Paviliun Magnolia Ungu adalah kediaman Pangeran Di Xia Shan.
Pangeran dengan fitur wajah yang halus dan berbudi luhur. Dia terkenal dengan sikapnya yang sangat tenang. Setiap langkah yang dia buat seolah membawa ribuan ketenangan ke hati setiap orang. Hobinya yang berbeda dengan pangeran lainnya membuat dia sering diminta untuk memberi informasi.
Dia seperti informasi berjalan. Apa pun yang orang lain tanyakan, pasti dia jawab dengan benar. Selain itu, sosoknya yang tampan dan tenang membuatnya menjadi idola para gadis. Terlebih saat dia tersenyum. Meskipun senyum yang dia tunjukkan kepada mereka bukan senyum sebenarnya, itu mampu meluluhkan hati setiap wanita.
Saat ini lelaki itu tengah duduk tenang di teras. Matanya yang memancarkan kelembutan menatap kelopak bunga magnolia yang berguguran. Dia mengenakan hanfu putih yang semakin menambah aura ketenangan dalam dirinya.
Di sampingnya tampak seorang lelaki berhanfu hitam berdiri tegak. Lelaki itu adalah Zhong Shi, sahabat Pangeran Di Xia Shan. Tidak seperti Pangeran Di Xia Shan, Zhong Shi terlihat lebih hidup. Matanya selalu memancarkan cahaya keingintahuan dan keceriaan yang tinggi. Dengan karakternya itu, tidaklah heran apabila dia sering bertanya. Seperti sekarang ini.
"Pangeran, aku lihat kamu sangat peduli kepada Putri Shuiliu Meili. Saat kamu mengetahui dia diserang Ning Wu, kamu langsung mengunjungi Pangeran Mahkota Di Jia Shan. Padahal, hubungan antara kamu dan dia tidak terlalu baik. Kamu ... tidak sedang jatuh cinta kepada Putri Shuiliu, 'kan?" tanya Zhong Shi.
"Tidak, Zhong Shi. Aku hanya melaksanakan keinginan terakhir Fei'er. Aku berusaha mencegahnya mengingat Pangeran Liu Shen Ri. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia mengetahui hal ini. Aku juga tidak tahu kapan gadis itu akan mengetahuinya," balas Pangeran Di Xia Shan.
Matanya yang hitam menatap lurus ke depan. Menembus batas ruang dan waktu. Mengingat kembali peristiwa yang telah berlalu. Seandainya waktu bisa diulang, dia akan berlatih lebih keras lagi. Dia akan tumbuh lebih kuat supaya bisa melindungi orang yang disayangi.
Pangeran Liu Shen Ri adalah Pangeran Kedua dari Kerajaan Liu. Dia adalah kakak satu ibu dengan Putri Shuiliu Meili. Sedangkan Fei'er adalah panggilan Pangeran Di Xia Shan kepada Putri Di Shan Fei. Di masa lalu, Pangeran Liu Shen Ri dan Putri Di Shan Fei adalah pasangan kekasih paling serasi.
Putri Di Shan Fei adalah kecantikan tak tertandingi dan Pangeran Liu Shen Ri adalah jenius tak tertandingi. Sayangnya, hubungan mereka tidak direstui. Mereka berdua dibunuh oleh seseorang yang berbeda. Putri Shuiliu Meili tidak mengetahui kalau kakaknya sudah tiada. Namun, sebelum dibunuh Putri Di Shan Fei menulis surat untuk kakak kesayangannya, Pangeran Di Xia Shan.
Di dalam surat itu tertulis bahwa dia ingin Putri Shuiliu Meili tinggal di Kerajaan Shan karena dia tahu kalau gadis itu adalah adik yang paling Pangeran Liu Shen Ri sayangi. Bukan hanya itu yang menjadi alasan Putri Shuiliu Meili tinggal di Kerajaan Shan. Putri Di Shan Fei sangat mengetahui konflik di Kerajaan Liu. Hal itulah yang selalu membuat Pangeran Liu Shen Ri cemas akan keselamatan adiknya.
Setelah membaca surat itu, Pangeran Di Xia Shan memberikan surat itu kepada Kaisar Shan Fei. Melihat keinginan terakhir putri kesayangannya, Kaisar Shan Fei mengabulkan keinginan itu. Untuk menjaga keamanan Putri Shuiliu Meili, Pangeran Di Xia Shan meminta agar kediamannya dan kediaman gadis itu terletak berdekatan. Oleh karena itulah, mereka berdua berada di istana yang sama: Istana Magnolia.
Merasa tidak ingin mengingat masa lalu lebih jauh, Pangeran Di Xia Shan berkata, "Zhong Shi, di mana saudaramu? Sudah lama dia tidak ke sini. Bagaimana kabarnya?"
"Zhong Sha baik-baik saja, Pangeran. Dia sedang sibuk dengan latihannya yang tak lama lagi akan usai. Dia berjanji bahwa dia akan ke sini beberapa hari ke depan."
Pangeran Di Xia Shan mengangguk lembut. Zhong Sha adalah saudara kembar Zhong Shi. Mereka berwajah sama, tetapi sifat mereka berbeda. Jika Zhong Shi cenderung senang bertanya, tidak dengan Zhong Sha. Dia lebih mirip bayangan Pangeran Di Xia Shan karena sifatnya yang pendiam.
Dalam hal kekuatan pun berbeda. Zhong Sha lebih kuat seni bela dirinya daripada Zhong Shi, tetapi dalam hal informasi dia tidak sebaik saudaranya.
"Salam, Saudara Kedua."
Zhong Shi pamit undur diri. Kedatangan Pangeran Di Fei Feng Shan ke sini pasti akan menanyakan sesuatu. Akan terlihat tidak sopan kalau dia tetap berdiri di sana.
Pangeran Di Xia Shan mempersilakan saudaranya duduk. Dia meminta pelayan membuatkan teh untuk Pangeran Di Fei Feng Shan.
"Saudara Kedua, ketika aku kembali dari perbatasan, aku melihat banyak pengungsi di sekitar. Mereka tidak terlihat seperti kerajaan tetangga. Aku ragu, barangkali mereka ada hubungannya dengan perang," ucap Pangeran Di Fei Feng Shan.
Dengan sikap tenang dan senyum lembut, Pangeran Di Xia Shan berkata, "Mereka adalah pengungsi dari Kerajaan Shou. Karena kerajaan mereka sedang dilanda konflik kelaparan, mereka melakukan perjalanan ke sini. Saudara Keempat tak perlu cemas. Mereka tidak ada hubungannya dengan perang. Aku sarankan, kamu membagikan makanan kepada mereka, tetapi sebelum itu, kamu harus membicarakan ini dengan ayah."
"Ternyata begitu. Terima kasih, Saudara Kedua. Kau selalu memilki jawaban dan solusi untuk segala permasalahan. Saudara Kedua, kamu tahu bukan bagaimana perilaku Saudara Keenam? Aku bingung menghadapinya. Sampai saat ini, dia masih tidak ingin berlatih bela diri---"
Perkataan Pangeran Di Fei Feng Shan terpotong oleh suara batuk Pangeran Di Xia Shan. Menyadari kesalahannya, lelaki itu segera meminta maaf.
"Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung kamu. Hanya saja, Saudara Keenam memang seperti itu. Dia lebih suka berkeliling mencari kebebasan dan kesenangan dibanding berlatih bela diri atau membaca buku."
"Tidak, kau tidak perlu meminta maaf, Saudara Keempat. Tentang Saudara Keenam, biarkan dulu dia melakukan hal semaunya. Kelak, akan tiba hari di mana dia akan sangat rajin berlatih. Kapan pun dan di mana pun dia selalu menyempatkan diri untuk berlatih. Ketika saat itu tiba, kamu harus mendukung Saudara Keemam semampu yang kamu bisa, Saudara Keempat. Masa depan tidak bisa ditebak. Tidak menutup kemungkinan Saudara Keenam mampu menjadi seperti kamu."
Beberapa saat setelah Pangeran Di Xia Shan mengatakan hal itu, pelayan datang sambil membawa nampan berisi teh. Kedua saudara itu berbincang hingga tiba waktu sore.