Chereads / Ami Maya / Chapter 50 - Kedatangan sepupu Sony

Chapter 50 - Kedatangan sepupu Sony

"Hai sob, kamu masih ingat nggak sama sepupuku yang pernah tinggal di Moskow?" Tanya Sony saat ia dan Ara sedang menikmati makan siang di kantin khusus karyawan hotel.

Hotel yang dikelola Ara saat ini, menyediakan kantin khusus para karyawannya agar mereka tidak perlu repot-repot untuk pulang ke rumah atau mencari makan ke luar saat jam istirahat tiba. Hal ini berdampak pada hematnya pengeluaran anggaran dan waktu para karyawan.

Selain kantin, hotelnya juga menyediakan tempat beristirahat bagi karyawan agar bisa tidur sejenak menghilangkan kantuk dan penat. Biasanya mereka akan bergantian beristirahat sesuai dengan jam kerjanya.

Ara sedang mengunyah makanannya, mengerutkan keningnya, mengingat orang yang dimaksud Sony tersebut. Ia tahu ada sepupunya yang tinggal di luar negeri, tapi mereka belum pernah bertemu.

"Kenapa memangnya?" Tanya Ara.

"Dia sudah lama kembali ke Indonesia. Ia sebenarnya sering bertualang, tapi belum pernah kesini. Jadi kemarin pas telponan sama dia, aku suruh kesini aja dianya." Sahut Sony sedikit antusias mengharapkan rasa penasaran Ara akan keluar.

Ara memandang Sony. "Terus?!"

"Nggak apa-apa." Jawab Sony malas. Ia kecewa dengan sikap Ara yang suka berubah-ubah.

"Hahahahahahaha....." Ara terbahak-bahak telah berhasil membuat Sony merengut.

"Sorry kawan, bercanda. Pisss..." Ara merangkul Sony dan menariknya

agar ia membatalkan marahnya. "Jadi, kapan sepupumu itu tiba disini?" Ara berusaha serius saat kembali berbicara kepada Sony.

"Kalau sesuai yang dibicarakan kemarin, besok dia sampai. Siang aku akan jemput dia di bandara." Jawab Sony. Ia segera menyelesaikan makannya. Karena dilihatnya Ara juga sudah hampir menyelesaikan makan siangnya.

▪︎▪︎▪︎

Sony sedang menunggu pesawat yang datang siang itu. Ia bersama dengan Isma menikmati es teh tarik di kantin bandara yang letaknya tidak jauh dari pintu kedatangan penumpang pesawat.

Saat mereka asyik berbicara, pesawat yang ditunggu telah mendarat, menyebabkan keduanya segera menyudahi aktivitas mengobrol dan minum mereka dan pergi menuju pintu kedatangan penumpang.

Setelah berlalu beberapa menit, akhirnya orang yang ditunggu-tunggu oleh Sony telah muncul dihadapannya. Dengan sumringah Sony memeluk sepupunya itu.

Sony lalu memperkenalkan sepupunya kepada Isma yang berdiri di sampingnya.

Isma sempat sedikit terperangah melihat sepupu Sony yang dinilainya memiliki pesona luar biasa.

"Kenalkan, ini sahabatku, Isma." Sony mengarahkan sepupunya menghadap Isma yang lalu menjulurkan tangan kanannya kepada Isma.

Isma yang terpana, terkejut saat sepupu Sony senyum dan menjulurkan tangannya. Isma pun segera menyambut tangan tersebut pertanda mereka berkenalan.

"Isma." Ulang Isma memperkenalkan dirinya.

"Lando." Sahut sepupu Sony memperkenalkan dirinya juga.

'Duhhh, ganteng pisan eui.' Ujar Isma dalam hati. Ia senyum-senyum sendiri dan Sony sempat menangkap adegan itu.

Mereka lalu mengobrol sambil berjalan menuju tempat parkiran.

"Kita pergi makan dulu atau jemput mereka?" Tanya Isma saat sudah duduk dengan nyaman di kursi penumpang di dalam mobil.

"Sebentar aku telepon dulu." Jawab Sony. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Ara.

Sesaat mereka berbicara di telepon, Sony menyudahi panggilan tersebut.

"Bagaimana?" Tanya Isma lagi. Lando yang tidak mengerti arah pembicaraan kedua temannya ini, hanya berdiam diri saja. Ia hanya mengamati orang-orang yang berlalu lalang di area bandara.

"Kita langsung ketemuan di rumah makan aja." Kata Sony. Ia lalu membawa mereka ke rumah makan yang sudah di pesan terlebih dahulu.

Sepanjang perjalanan, Sony dan Lando asyik bercerita tentang kegiatan mereka saat masih bersama. Isma mendengarkan dengan seksama, sambil sesekali mencuri pandang ke arah Lando.

▪︎▪︎▪︎

"Kenapa mereka belum sampai ya?" Tanya Aya pelan, namun masih dapat didengar jelas oleh Ara. Ia menopang dagunya dengan tangan kanannya sembari mengedarkan pandangannya ke pintu masuk.

"Mungkin kena macet di lampu merah Unikaltar kali." Ara mencoba mencari jawaban sekenanya.

Namun biasanya, siang hari di daerah Unikaltar sering dilanda macet. Walaupun tidak sepanjang dan separah di Jakarta, tapi cukup membuat antrian kendaraan. Apalagi siang hari adalah waktunya orang-orang melakukan istirahat.

Pelayan di rumah makan tersebut telah membawakan minuman pesanan Ara dan Aya dan buat tiga orang teman mereka.

Aya menikmati meminum jus alpukat pesanannya. Semenjak ia hamil, ia menjadi pecandu berat jus alpukat. Padahal sebelum hamil, Aya paling tidak suka dengan alpukat, walaupun di buat jus.

Setelah beberapa menit dari pembicaraan mereka, akhirnya orang yang ditunggu Ara dan Aya telah tiba.

Ara dan Aya sedikit membelalakkan mata dan terkejut melihat salah satu diantara mereka bertiga ada yang tampak dikenal.

"KAMU?!" Aya dan Lando serentak saling tunjuk tangan karena sama-sama terkejut.

Mereka sama-sama tidak menyangka bisa bertemu lagi dan itu di kota kecil di Utara Kalimantan.

Lando menurunkan tangannya dan tersenyum lega. Ia merasa keberuntungannya telah tiba.

"Ini sepupumu yang kemarin kamu ceritakan itu?" Tanya Ara dingin kepada Sony. Wajahnya berubah, dari terkejut menjadi sangar.

Sony yang melihat perubahan wajah Ara, segera menjawab. "Iya. Ini sepupuku Lando." Sony berusaha memperkenalkan.