Sellia gemetar kala melihat benda pipih di genggamannya menunjukkan dua garis merah. Azzam yang membelikan. Karena dia tidak tahu tentang alat-alat seperti itu. Usianya yang kini baru empat belas tahun, belum paham alat untuk pengecekan kehamilan. Sellia yang masih polos, dengan mudahnya mengikuti keinginan Azzam yang sudah satu tahun ini menjadi pacarnya.
Sellia awalnya menganggap Azzam sebagai kakak yang dewasa. Mereka sering bertemu di rumah Arka. Karena Sellia banyak masalah di rumah, dia sangat bahagia ketika bertemu Azzam yang bisa dia jadikan teman curhat. Dan sudah seperti abang buatnya.
"Bagaimana ini, kak? Aku takut."
"Maafkan aku Sel, Aku pikirin dulu jalan keluarnya ya. Kamu tunggu aja ya."