Ernest tak tega melihat kondisi Syila yang begitu rapuh. Dia harus bagaimana? Dia dan iparnya yang lain terpaksa tidak ikut rombongan karena meninggalnya Almira. Almira dimakamkan di hari yang sama saat dia sudah dinyatakan meninggal. Akhirnya dia bisa dimakamkan di dekat makam suaminya. Meski tidak bersebelahan.
"Abang, bunda mana? Aku mau ketemu bunda bang." Syila merengek di lengan Ernest. Tapi suaminya hanya diam saja. Tak sanggup mengatakan yang sejujurnya pada Syila. Ernest masih sangat lelah dengan berbagai macam fikiran.
"Sabar ya. Kamu istirahat dulu. Jangan banyak pikiran ya." Ernest mengusap lembut kepala sang istri.
"Enggak Bang. Aku ingin ketemu bunda." Syila menangis karena perasaan terakhir dia melihat bundanya yang sudah terbujur kaku. Syila menunduk. Dia melihat perutnya yang sudah mengempis. "Bang, kenapa perutku sudah kempes? aww.. " Syila terlalu banyak bergerak. Darah tiba-tiba merembes di bajunya.