Satu bulan berlalu setelah kepergian Alvin. Almira mulai bangkit. Dia berusaha menyibukkan diri dengan aktivitas di rumah. Semua yang ia lakukan adalah untuk membunuh kesepian. Kini separuh jiwanya telah pergi. Meninggalkan segala kenangan yang tak akan pernah ia lupakan sampai dia mati.
Aktifitas Almira setiap selesai shalat subuh adalah membaca Al-Qur'an hingga waktu dzuha. Setelah shalat dzuha baru ia melanjutkan kegiatannya sarapan, yang sudah disediakan oleh asisten rumah tangganya, lalu merawat bunga-bunganya yang ada di halaman depan dan belakang. Benar kata Revan, dia harus bisa menyibukkan diri. Dan tanaman adalah salah satu pengobat kejenuhannya.
Almira tinggal seorang diri di rumah sebesar itu. Hanya beberapa asisten rumah tangga dan sopir serta penjaga rumah yang menemani dia. Sedangkan anak-anaknya sesekali mereka bergantian berkunjung. Dan di akhir pekan mereka mengusahakan untuk berkumpul semua.
"Bu Almira, sarapannya sudah siap."