Setelah duapuluh menit perjalanan, akhirnya Ernest sampai juga di rumah Ibunya. Tampak ibunya sedang duduk di teras rumah sambil memandangi tanaman-tanamannya yang ada di depan rumah.
"Assalamualaikum." Ucap Ernest saat turun dari mobil dan menghampiri sang ibu. Mencium punggung tangannya dengan lembut.
"Waalaikumsalam, Nest. Sendirian, Nak?" Bu Rahayu sekarang juga membiasakan memanggil dengan nama Ernest meski dia ingin memanggil anak bungsunya itu dengan nama kecilnya yaitu Ikhsan.
"Iya, Bu. Ernest baru saja pulang dari puncak. Syila biar istirahat dulu di rumah. Kapan-kapan Ernest ajak ke sini, Bu. Sekarang dia juga sudah tidak sekolah jadi sekali-sekali Ernest ajak ke sini biar bisa menemani ibu."
"Ya Nest. Tapi kasihan istrimu nanti kalau di sini. Dia malah capek. Ibu dimasakin terus sama istrimu. Dia pandai sekali memasak. Masakan ibu saja kalah jauh dari istrimu."
"Iya masakan Syila memang enak, Bu.