Ernest dan Syila pergi meninggalkan perempuan dan suaminya yang tambun itu. Sepanjang perjalanan menuju ke kamar mereka, mereka masih saja tertawa terbahak-bahak jika mengingat kejadian tadi.
"Itu tadi beneran suaminya ya bang?"
"Udahlah enggak usah dibahas lagi. Itu namanya ghibah."
"Habisnya kesel sih. Jaman sekarang pelakor modelnya terang-terangan kayak begitu. Padahal dia juga udah punya suami. Tapi berani-beraninya dia ganggu suami orang." Ernest dan Syila bergandengan tangan sepanjang jalan.
"Untung saja Iman Abang kuat ya. Jadi tidak tergoda dengan perempuan manapun. Meskipun perempuan tadi cantik dan seksi sih sebenernya. "
"Oh begitu ya rupanya? Jadi Abang suka sama perempuan yang tadi?"
"Enggak kok. Bagi Abang perempuan yang paling cantik dan seksi itu cuma kamu. Apalagi kalau enggak pakai baju. Hehehe." Ernest menggoda Syila. Yang kemudian sukses membuat wajah Syila memerah seperti kepiting rebus.