Ernest merasa bahwa dirinya tidak bisa tinggal diam dengan semua ini. Bisa-bisa masalah ini membuat rumah tangganya menjadi hancur suatu hari nanti. Dia berniat akan menemui tantenya dan memohon pengertiannya tentang semua ini.
"Syila, kamu lebih percaya mana suamimu atau orang lain?" Kamu Ingat tidak waktu Abang mengucapkan ijab qobul di hadapan ayahmu? itu adalah perjanjian yang besar dan perjanjian yang disaksikan oleh Allah. Menurutmu apakah Abang akan dengan mudah mengingkari perjanjian itu?"
Ernest menggenggam tangan Syila, dia menunduk tak berani menatap suaminya.
"Mandilah! Abang akan antar kamu ke sekolah."
Syila baru tahu kalau Ernest sedang marah. Nada suaranya memang tidak membentak tetapi suara Bariton yang terdengar tegas, membuat Syila takut"