Marvel pulang dengan wajah yang Murung. Entah apa yang membuat dia sedih hari ini. Tapi sejak melihat Syila bersama laki-laki tadi, perasaan Marvel jadi tak karuan.
"Kamu kenapa Vel? Kenapa wajahmu murung?" Tanya Vero ingin tahu.
"Tidak apa-apa. Tolong bikinkan aku teh hangat ya." Vero hanya bisa menuruti perintah suaminya, selama enam bulan berumahtangga, Marvel tidak pernah bersikap manis terhadapnya. Bukan berarti dia kasar, tetapi Marvel tidak pernah terbuka dan selalu dingin dengan Vero. Vero berusaha untuk bersabar menghadapi Marvel. Dengan perut yang membuncit, dia membuat teh hangat untuk suaminya. Entah apa yang terjadi dengan Marvel, dia sama sekali tidak mau bertanya lagi.
"Ini tehnya, Vel." Ucap Vero saat meletakkan secangkir teh di atas meja.
"Terima kasih." Ucap Marvel sambil melepas jaketnya.
"Vel, nanti malam jadwal periksa kehamilanku. Kamu bisa mengantar kan? "