Setelah pertengkaran dengan ayahnya tadi, Ernest berjalan menyusuri malam tanpa tahu dia harus ke mana. Karena dia juga tidak punya saudara. Satu-satunya orang yang dia miliki yaitu seorang ayah yang harusnya melindungi, memberi contoh dan tauladan untuk dia. Tapi nyatanya malah membuat dia menjadi terpuruk seperti ini.
Ernest melihat jam di ponselnya ternyata Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dia sampai melupakan janjinya dengan Tito. Segera dia menghubungi Tito untuk meminta maaf.
" Bro, gimana sih gue tungguin nggak nongol-nongol. "Ucap Tito yang terdengar kesal, di seberang sana.
"Sorry bro, gue lagi ada masalah. Lo masih di sana enggak? "
"Gue masih nongkrong di sini sambil nonton bola."
"Gue minta maaf soalnya gue nggak bisa kesana, gue udah nggak bawa mobil lagi sekarang. Dan ini gue juga lagi jalan kaki. "
"uhuk uhuk.... yang bener lo. Lo nggak bercanda kan? "
" Nggak lah gue nggak bercanda. Gue serius. "