Ernest terbakar amarah ketika Syila mengatakan bahwa mereka tidak akan bisa bertemu lagi. Apalagi setelah itu Syila menutup sambungan telepon sepihak. Emosi Ernest Semakin menjadi. Semua barang di kamarnya dilemparkan ke sembarang tempat. Ada rasa sesak dalam dadanya yang ingin dia keluarkan namun tidak bisa. Dia kemudian menghela nafas panjang agar emosinya bisa turun dari sebelumnya. Percuma dia marah tidak akan menyelesaikan masalah.
Setelah emosinya mulai turun, Ernest mulai bisa berpikir jernih ia harus mencari tahu apa yang menyebabkan Syila seperti ini kenapa Alvin tega untuk mengekang anaknya sendiri. Bahkan melarang untuk berhubungan dengan dia. Satu-satunya orang yang bisa diajak untuk berbicara adalah Tito. Selama ini Tito yang tahu banyak tentang keluarga Syila dan tentang Syila itu sendiri.