Syila menatap langit malam dengan sinar rembulan ditemani cahaya bintang yang bertebaran. Ia menikmatinya dari balkon. Syila menemukan kedamaian saat melihat pemandangan langit malam. Syila tahu, dirinya memang tidak istimewa. Banyak sekali kekurangan. Dan tidak ada kelebihan yang bisa ia banggakan di depan orang tuanya.
Sesekali Syila mengusap air mata yang menetes dari pelupuk matanya. Airmata ini akan mewakili perasaannya yang saat ini sedang sedih. Syila melihat dari balkon kakak-kakaknya dan saudara-saudaranya satu persatu masuk ke dalam mobil, Tak lama kemudian mereka semua meninggalkan rumah ayahnya.