Safina akhirnya selesai memasak untuk pagi ini. Pukul delapan semua sudah siap. Dia harus pergi ke rumah sakit pukul sembilan. Sesibuk apapun dia, tetap harus masak untuk keluarga. Dia memang wanita karier, tapi bukan berarti dia melalaikan tugasnya memasak untuk keluarga. Karena masakan ibu pasti aman untuk keluarga.
"Yumna, tolong panggilkan kak Salma dan Kak Abi donk. Suruh mereka sarapan dulu. " Safina tiba-tiba membekap mulutnya. "Ah ga jadi, Na. nanti juga mereka keluar sendiri." Safina tahu kalau mereka tidak perlu diganggu. Membayangkan dirinya akan segera punya cucu, membuat Safina tersenyum bahagia.
"Yang lama aja di kamar gapapa biar cepet jadi." Batin Safina sambil senyum-senyum sendiri.
"Ih mama kenapa sih senyum-senyum. Ati-ati lho ma jangan senyum-senyum sendiri" Ucap Yumna dengan tangannya yang kreatif mengambil tahu goreng kesukaannya.
"Yumna, jangan asal nyomot donk. udah cuci tangan belum?"
"Tangan Yumna bersih, Ma."