"Larisa"
Aku masih belum percaya dengan apa yang kulihat. wanita itu masih saja cantik seperti dulu. tapi tubuhnya tampak lebih berisi. dan perutnya sedikit membesar.apa dia sedang hamil?
"Apa kabar Van.." Larisa menghampiriku.
"baik" hanya itu yang bisa aku ucapkan kala bertatapan dengannya.
"Van, ada yang mau aku bicarakan sama kamu. boleh aku minta waktumu sebentar?" mau ngapain lagi ini orang.
" maaf Larisa aku sedang buru-buru mau ada meeting. jadi kalau kamu mau tunggu disini dulu. nanti aku temui kamu setelah meeting."
"oh, oke Van. no problem. aku akan tunggu disini."
Aku bergegas menuju ruangan meeting. pikiranku agak kacau hari ini stelah bertemu Larisa. bayangan masalalu berkelebat. walau sudah ada Almira, tetap saja masih ada desiran halus saat bertemu Larisa karena dia cinta pertamaku.
Setelah setengah jam, akhirnya selesai juga meetingnya. segera kuhampiri Larisa yang masih duduk di ruang tunggu kantor.
"Maaf menunggu lama"
"ehh.. Revan, udah selesai? iya ga apa-apa koq " Larisa tersenyum manis padaku.
kami berjalan dalam diam. sampai diruanganku kupersilahkan dia duduk.
"Apa ada yang bisa aku bantu Sa?"
"Maaf Van aku udah ganggu waktu kamu"
"Aku butuh pekerjaan Van, tapi aku sedang hamil 4bulan. aku udah coba ngelamar dimana-mana tapi nihil. g ada yang mau nerima wanita hamil seperti aku. lalu aku ingat sama kamu. semoga kamu bisa bantu aku Van" kulihat Larisa berkaca-kaca dan terbaik mengucapkan semuanya tadi.
"Dimana suamimu Sa?"
"Suamiku meninggal 2bulan yang lalu karena kecelakaan Van. Dan ternyata dia.. dia meninggalkan hutang yang sangat banyak , habislah semua aset kujual untuk menutupi hutangnya.syukurlah sudah lunas semua sekarang.tapi aku sekarang udah ga punya apa-apa."
Larisa tidak lagi berkaca-kaca tapi sudah menangis sesenggukan. aku tak tega melihatnya seperti ini. ingin aku memeluknya tapi aku sadar aku sudah beristri. jadi tidak mungkin aku melakukan itu.
"Aku turut berduka atas meninggalnya suamimu Sa. untuk pekerjaan , sebentar coba aku hubungi HRD apa perusahaan ini butuh karyawan.
Aku segera menelpon bagian HRD. ternyata perusahaan PT MULIA JAYA Tbk, tempatku bekerja ini butuh tambahan untuk bagian penjualan dan pemasaran.
memang sebagai perusahaan manufaktur tentulah bagian marketing menjadi sangat penting.perusahaan ini sudah memproduksi banyak sekali produk
Misalnya beberapa merk mie instan, berbagai makanan ringan atau snack, sampai beberapa merk minuman terkenal di dunia yang produksinya dipercayakan pada perusahaan manufaktur yang satu ini.
"Alhamdulillah ada Sa, kamu mau aku rekomendasiin di bagian penjualan dan pemasaran? disana masih butuh banyak staf"
"Apa aja Van, yang penting aku bisa kerja dan dapat uang buat tabungan melahirkan".
Aku tak tega melihat Larisa sekarang. dalam keadaan hamil harusnya dia berada dirumah seperti Almira, bukan sibuk mencari pekerjaan kesana kemari seperti ini.
Aku menghubungi HRD dan merekomendasikan Larisa untuk bisa diterima jadi staf marketing diperusahaan kami.
"kamu bisa mulai bekerja besok pagi sa, nanti langsung ke bagian HRD saja. nanti mereka yang akan mengarahkan pekerjaanmu"
"makasih banyak Van, maaf aku udah ngrepotin kamu. kalau gitu aku pulang dulu ya Van, besok aku akan berangkat tepat waktu. aku janji akan bekerja dengan baik Van." Larisa tertawa riang tapi masih ada sudut matanya yang menunjukkan kesedihan. bagaimana tidak, dia harus kehilangan suami dan harta dalam waktu bersamaan. masih harus menjaga janin dalam kandungannya. pasti berat menjalani hidup Larisa.semoga pekerjaan ini bisa meringankan bebannya.
********
"Assalamualaikum".pukul 5 sore aku sudah sampai di rumah. kangen sekali dengan istriku Almira.
"waalaikumsalam.. udah pulang mas?" Almira mencium punggung tanganku dan mengambil tasku.
"Bagaimana sayang?masih mual-mualkah?"aku mengamati istriku yang tampak sedikit pucat.
"enggak koq mas, Alhamdulillah udah berkurang. cuma cepet capek. kecapean dikit punggung sakit banget.tangan juga mulai kebas."
"jangan terlalu capek ya Al, kan udah ada mbak Tami yang bantuin ngerjain pekerjaan rumah."
"mas.. " Almira tidak melanjutkan kalimatnya. dari tatapannya sepertinya istriku ini sedang menginginkan sesuatu.tapi urung dia ungkapkan.
"hmm.. ada apa sayang?"
"aku.. aku.. pengen rujak bebeg mas." waduh dimana ini beli rujak bebeg sore begini. aku memijit pelipisku. memang ya wanita hamil ada-ada aja pinginnya.
"dimana belinya jam segini sayang?besok aja ya"
"mas, tapi aku pengennya sekarang" Almira lucu sekali kalau sedang merajuk. ah okelah disaat seperti ini memang peran ayah siaga bisa diandalkan.
"iya sayang nanti mas cari dulu digoggle ya. barangkali bisa nemu biar g usah nyari-nyari."
Aku udah cari cari tapi ga nemu juga lokasi rujak bebeg.akhirnya aku punya ide untuk bikin sendiri saja. dengan bantuan mbak Tami, akhirnya aku bisa juga bikin rujak bebeg

"sepertinya enak sekali mas, makasih ya mas." Almira memelukku hangat dan segera melahap rujak bebeg dan 5 menit sudah tandas. ah Almira kau ini doyan apa rakus?
tiba-tiba notifikasi WA diponselku berbunyi, ku lihat siapa yang mengirimkan pesan. ternyata Larisa. ya kami sempat bertukar no.WA tadi di kantor.
"Van, aku takut. tadi ada orang yang menggedor-gedor pintu kontrakanku. aku ga tahu harus gimana"
"Kamu bisa shareloc alamat rumahmu Sa?Aku akan kesana sekarang"
"mas, mau kemana?"
"Aku harus pergi sekarang Al".
Aku berlari buru-buru mengendarai mobilku menuju rumah Larisa.Tanpa memperdulikan Almira. aku khawatir sekali dengan kondisi Larisa saat ini.pasti dia sedang ketakutan sekarang.
********