Siang itu menjadi sangat panas bagiku. padahal rintik hujan sedang jatuh membasahi permukaan bumi. Aku berada diantara 2wanita dan satu pria. Sesak dalam dadaku. seakan aku sedang diadili saat itu.
"Al, benar apa yg dikatakan mbak mu syifa tentang lelaki itu?" Tanya mas Fajri dengan tatapan tajamnya. Aku tak berani menatapnya. Aku hanya bisa menunduk sambil memilin ujung jilbabku. aku tak berani menjawab apapun.
brakk
"cepat jawab Almira. benar apa yg dikatakan pemuda bernama Alvin tadi?"
mb Syifa menggebrak meja dan menghujaniku dengan pertanyaan-pertanyaannya. yang membuatku seakan waktu itu ingin lenyap saja dari pandangan mereka.
Mas Fajri dan mbak Syifa adalah kakak kandungku. Kami 4 bersaudara. aku adalah anak bungsu. Mas Fajri anak pertama, mb Naila anak kedua dan mbak syifa anak ketiga.
sepeninggal orangtuaku. kakak2ku inilah yang merawatku . aku tinggal bersama mbak syifa di rumah peninggalan orangtua kami di Cengkareng. Dia sangat peduli padaku. Hanya saja sifatnya sangat keras kepala. sedang mas Fajri tinggal di rumahnya sendiri bersama istrinya Naura dan kedua anaknya yang masih balita tinggal diperumahan dicengkareng tidak begitu jauh dari rumah yang kutempati. Dan mbak Naila tinggal bersama suaminya didaerah Kalideres
Mereka tidak pernah marah padaku. karena aku termasuk anak yang penurut, berprestasi dan tidak pernah macam-macam. Tapi kesalahan yang aku perbuat kali ini sangat membuat mereka murka. kesalahan yang aku perbuat kali ini sangat amat besar. Dan bisa dibilang ini Aibku. Itulah kenapa mas Fajri dan mbak Syifa marah besar padaku. Aku masih diam dan tak berani menyanggah apapun karena memang yg mereka katakan adalah benar.
SYIFA POV
Pagi itu aku sedang menyiram tanaman dihalaman rumahku yang tidak terlalu luas. ku siram bunga2ku dengan hati senang. Bunga-bunga dan tanaman obat yang sengaja aku tanam dipekarang rumah itu tumbuh dengan subur.
Hingga tiba-tiba ada seorang pemuda dengan motor matic menghampiriku.
"assalamualaikum..betul anda mbak syifa?" sapa pemuda itu padaku , dia menangkupkan tangan. rupanya dia paham aturan mahrom.
"waalaikumsalam.. iya saya syifa..ada perlu apa ya dek? " kupanggil dek karena aku tau dia sepertinya sepantaran dengan adikku Almira. Aku juga heran kenapa dia tau namaku.
"mbak bolehkan saya menggangu waktu mbak sebentar? ada yang perlu saya bicarakan dengan mbak".
katanya sambil menundukkan kepalanya.
" mari silahkan duduk dek". aku mempersilahkan dia duduk di kursi teras rumahku.
"maaf mb kalo saya tiba-tiba datang kesini. saya hanya ingin meminta izin untuk menikahi adik mbak, Almira."
"haaa" aku spontan membekap mulutku tak percaya dengan apa yang aku dengar barusan.
Yang membuat hatiku syok adalah dia bilang , ingin mempertanggung jawabkan semua perbuatannya pada adikku Almira. pertahananku runtuh kala dia bilang telah menodai adikku. aku yang menjaga adikku dari dia umur 9th hingga kini usianya 22th, tak bisa membendung kemarahanku pada lelaki itu.
lelaki yang terlihat alim dan ahh... sepertinya tidak mungkin dia melakukan hal bejat seperti itu.
"Sejauh mana kau melakukan itu pada adikku? apa kau telah mengambil kehormatannya?" suaraku parau.hampir saja aku menangis.betapa bersalahnya diriku yang lalai menjaga adikku.
"Iy.. iya mb... maaf mb. saya khilaf waktu itu. saya melakukan kesalahan yang sangat besar. dosa besar. tolong ijinkan saya bertanggung jawab dan menikahi Almira mb." laki-laki itu hanya menunduk. kulihat ada penyesalan pada dirinya. tapi aku sudah terlanjur benci dengan apa yang sudah dia lakukan pada adikku.
"PERGI!!!. tolong pergilah sekarang. saya tidak bisa berfikir jernih sekarang.saya tidak tau keputusan apa yang harus saya ambil untuk kalian. saya akan membicarakan dlu dengan kakak tertua almira. saya tidak bisa gegabah dalam hal ini.
"Baik mb. terimakasih atas waktunya. saya tidak akan lari dari tanggung jawab mb. saya akan terima apapun keputusan kalian pada saya.
Assalamualaikum..
*******
"Cepet katakan Al.. apa yang sudah kamu lakukan dengan laki-laki itu? kamu sudah membuat kami semua kecewa Al. Ingat Al kami adalah pengganti orangtua buatmu. kami menjagamu karena kami menyayangimu tapi apa sekarang? apa balasanmu? kamu malah mencoreng muka kami karena ulahmu. apa tidak malu kamu dengan jilbabmu?"
Aku hanya bisa menangis sesenggukan. aku tak bisa membela diri saat ini. lidahku terasa kelu untuk mengucapkan sepatah katapun.
"sudah mas , sudah.. kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin."
mb Naila mencoba menenangkan mas Fajri. dan menyuruhnya untuk duduk. sedang mb syifa terlihat menangis dalam diam. dengan tatapan yang tajam menahan amarah.
"maaf mbak, mas .Al sudah bikin kalian kecewa. Al khilaf.. Tapi Al tidak hamil mas. "
"Apa kamu bilang Al? hamil atau tidak sama saja. kamu menyerahkan kehormatanmu pada yang belum menjadi suamimu.itu ZINA Al. dosa besar itu. tau g? kamu sudah dewasa. mb pikir kamu sudah bisa menjaga diri sejak kuliah. tapi malah jadi seperti ini.mbak bener-bener kecewa sama kamu Al. " mb syifa mengatakan itu sambil menangis dan memegang dadanya yg mungkin terasa sangat sesak akibat ulahku.
"Mas akan mencarikan laki-laki yang tepat untukmu. Tapi bukan Alvin. mas tidak akan ijinkan kamu menikah dengan laki-laki yang tidak bisa menjaga harga diri seorang wanita. lagipula kamu tidak hamil kan? jadi tidak ada yang perlu dipertanggung jawabkan".
"Tapi mas. bagaimana mungkin ada laki-laki sholeh yang mau dengan wanita seperti aku? Aku hanya ingin menikah dengan Alvin mas. Aku mohon mas. " kataku sambil memeluk kaki mas Fajri".
" Tidak Al, keputusanku sudah bulat. kamu tidak bisa menikah dengan Alvin. Dia bahkan belum mapan secara finansial.bagaimana dia bisa menghidupimu kelak. mas akan carikan kamu pendamping yang tepat dan mapan. setelah kamu wisuda, mas akan segera menikahkan kamu."
" Tapi maaaas.... " hiks hiks hiks
******