Chereads / DOSA BESAR ALMIRA / Chapter 3 - SUAMI PILIHAN KAKAK

Chapter 3 - SUAMI PILIHAN KAKAK

"Al, kamu udah siap?" aku pun menoleh ke arah mb syifa yang menatapku dipintu kamar.

" udah mb, apa temannya mas Fajri udah datang? " tanyaku dan diikuti anggukan oleh mb syifa.

" segeralah keluar, teman mas Fajri sudah menunggu di depan. "

" iya mb " rasanya aku ingin kabur saja dari rumah.

Setelah kejadian Alvin datang ke rumah, mas Fajri tidak mau aku dekat-dekat lagi dengan Alvin. aku malah mau dijodohin sama temannya mas Fajri yang juga atasannya di kantor. kalau sudah begini mau tak mau aku harus ikutin kemauan mas Fajri. ah.. aku sadar dari lamunanku. menatap tampilan diriku dengan jilbab segiempat dan tunik serta rok pliskit kurasa sesuai dengan diriku. ada harapan semoga temannya mas Fajri tidak tertarik padaku.

Aku keluar dari kamar, berjalan menuju ruang tamu tempat mas Fajri, mb syifa dan teman Mas Fajri berkumpul.

"ah itu dia adik kecilku... sini Al, mas kenalin sama Revan.. "

"Iya mas" Aku mengangguk lemah dan memposisikan diriku duduk disamping mb syifa. mas Fajri duduk disamping temannya yg bernama Revan.

Sekilas aku melihat laki-laki itu. orang nya tinggi tegap, dengan kemeja lengan panjang warna biru dongker yang digulung sampe siku. hanya itu yang aku lihat. aku masih menunduk dan tidak berani menatap dan memperhatikan wajanya.

"Van, ini adikku namanya Almira yang pernah aku ceritakan waktu itu"

" ah y Jri, maaf aku .."belum sempat Revan menjawab, mas Fajri memotong

" Baru lihat pertama aja udah salah tingkah aja kamu Van. jangan dilihatin adikku. ntar diabetes kamu lho. eh dulu kan kalian udah pernah ketemu dikantor kan? Jangan bilang kamu jatuh cinta pada pandangan pertama sama adikku Van"

" Ah bisa aja kamu Jri..

" Almira ini udah selesai skripsi, tinggal nunggu wisuda aja Van, kalau kamu ngerasa cocok sama adikku dihalalin aja kali Van, " Mas Fajri tertawa dan diikuti Revan yang senyum-senyum sambil mencuri pandang padaku.

"Al, Revan ini lebih muda dariku 5th tapi dia udah jadi Manajer lho. benar-benar suami idaman dia. tau napa belum juga nikah. nunggu apa lagi sih kamu Van?

" Belum ada yang cocok Jri, cari istri itu ga mudah "

" sekarang jadi mudah kan setelah ketemu Almira?"

" Hahaha bisa aja kamu Jri. aminin aja deh..."

"eh ngobrol terus ,ayo makan malam dulu. " kata mb syifa sambil merapikan piring dan sendok di atas meja.

" Aduh sampai lupa nawarin, ayo Van makan dulu. Al temenin Revan makan malam ya. " kata mas Fajri.

" iya mas" jawabku singkat

************

Sejak pertemuan itu mas Revan jadi sering berkunjung dan udah hampir 1 bulan kami kenal. sampai saat ini aku belum juga menaruh hati padanya. tapi aku tak bisa menolak perjodohan ini.

"Al, udah siap?"

" udah mbak, kamu kenapa kusut begitu? hari ini Revan datang sama orangtuanya buat nglamar kamu. tapi kenapa kamu malah kusut begitu dek? " mbak naila memegang tanganku yang terasa dingin.

" Aku cuma takut nanti mas Revan kecewa waktu malam pertama mbak"

" Sudah kamu tenang aja. manusia g ada yang sempurna dek, begitu juga Revan. mbak yakin dia pasti mengerti. sepertinya dia orang yang baik"

"Tapi mb...

" sudah ayo keluar.. tidak enak membuat tamu menunggu lama.

Tiba di ruang tamu. aku melihat laki-laki dan perempuan paruh baya menatapku lekat. dan mas Revan tersenyum ke arahku.

"Pa, Ma itu Almira calon istriku".

" Assalamualaikum pak, bu?" aku menyapa mereka sambil mencium tangan mereka satu persatu. kecuali mas Revan.

" Subhanallah cantik dan anggun sekali calon istrimu Van, " kata mama mas Revan.

" Alhamdulillah, terimakasih bu." ucapku.

" panggil aja kami papa dan mama Almira. toh sebentar lagi kamu akan jadi menantu kami.

"Baik bu, eh maaf baik ma.."

"kita langsung saja acara lamarannya ya. saya Papanya Revan datang kesini dengan maksud melamar adik anda Almira untuk anak laki-laki kami Revano Adiwijiya nak Fajri. apa nak Fajri dan keluarga menerima lamaran kami ini?"

"saya pribadi mengucapkan terima kasih atas kedatangan dan maksud baik dari bapak ibu sekeluarga untuk melamar adik kami Almira untuk Revan. tapi tentu keputusan akan ada pada Almira. bagaimana Almira apa kamu bersedia menerima lamaran Revan? " Mas Fajri menatapku tajam. seolah tidak menginginkan aku menolak lamaran itu. dengan berat hati pun aku memutuskan ini.

" iya mas Aku menerima lamaran mas Revan dan mau menikah dengan mas Revan. "ucapku lirih, aku merasa airmata menggenang dimataku. ingin sekali aku menangis.

"Alhamdulillah" ucap semua orang diruang itu."

"Lalu kapan Rencananya kamu menikahi adikku Van?"

"kalau bulan depan aja gimana? kata Revan

"iya baguslah lebih cepat lebih bagus"

***************