Chereads / atlantic ( the last civilastion) / Chapter 5 - atlantic (the last civilaztion) bagian 5

Chapter 5 - atlantic (the last civilaztion) bagian 5

scene (kampung halaman)

arif dan putri numala pun pergi meninggalkan kerumunan warga menuju kampung halaman tempat arif tinggal, namun saat pulang ke rumah ternyata tidak ada orang, salah seorang warga memberitahu bahwa ayah dan ibunya telah meninggal di bantai oleh bangsa penjajah. mendengar kabar yang sangat mengejutkan arif merasa terpukul karena kehilangan kedua orang tua sekaligus akibat kekejaman yang dilakukan bangsa penjajah.

arif bertanya kepada salah seorang warga yang ikut menguburkan ayah dan ibunya dan mengajak numala ke makam ayah dan ibunya.

arif : numala, kedua orang tuaku tewas di bantai dan aku ingin ke makam mereka, sebaiknya kau tunggu saja di rumah.

numala : mengapa sesama kalian saling membunuh, sebenarnya apa yang mereka inginkan?

arif : bangsa kami ini adalah bangsa yang kaya, dan mereka ingin merampas semuanya dari kami secara paksa. negara kami ini kaya akan hasil bumi persis seperti tempat asalmu numala.

numala : aku baru tahu bahwa manusia juga mempunyai sifat yang buruk, demi mencapai apa yang menjadi kepentingan mereka.

arif : maka dari itu sedari awal aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menonjolkan diri di sini lula, aku takut kau akan dimanfaatkan oleh orang2 seperti mereka.

numala : kalau begitu aku mau ikut kemanapun kamu pergi.

arif : baiklah kalau begitu, tapi jangan sampai berinteraksi langsung dengan warga di sini. itu akan memancing perhatian mereka, tetaplah di dekatku karena aku masih memantau situasi di sini.

sambil memegang tangan numala mereka pergi menuju ke makam orang tua arif. namun di tengah jalan angin yang sangat kencang meniup daun2 bertebrangan karena cuaca mendung dan seperti mau turun hujan,

sontak kerudung dan cadar untuk menutup wajah yang di pakai numala terbang.

ada salah seorang perempuan tua yang melihat numala. ia pun berteriak ketakutan seolah seperti melihat sosok hantu, mengingat sosok putri numala yang berkukit putih cerah, bola mata yang hijau terang, dan memiliki rambut putih keemasan bercahaya, di tambah lagi numala memakai pakaian putih2 dengan pernak pernik keemasan. karena tidak ada warga yang berpenampilan aneh seperti numala.

melihat ekspresi perempuan tua yang syok setelah berpapasan dengan numala, arif pun lari mengajak numala pergi dan memutuskan untuk pulang ke rumah untuk sementara waktu, walaupun mengajak nya tinggal di rumah adalah ide yang buruk, karena tidak mungkin selamanya ia menyembunyikan lula dari orang2, tapi ia tidak punya pilihan dan mengajak numala tinggal di rumahnya untuk beberapa waktu.

setelah sampai di rumah...

arif : kau lihat kan numala, orang2 di sini tidak ada yang sepertimu. perempuan tua tadi sempat syok melihatmu

numala : tapi kan aku tidak melakukan apa2( sambil bersedih)

arif : masalah nya bukan itu. ( sambil termenung sejenak)

aku punya ide, aku mau mengajak mu tinggal jauh dari permukiman warga apa kau mau.?

numala : aku pernah bilang kan, bahwa sekarang aku mulai bergantung padamu ( sambil menatap lama arif)

arif : baguslah( sambil membuang muka karena malu terus2an di tatap seperti itu) nanti malam kita akan pergi menuju hutan. dan kita akan tinggal disana, kau bisa membuat kapal dalam satu malam, kurasa membuat rumah kayi yang sederhana bukan persoalan bukan?

numala : aku tidak bisa.

arif : kenapa lula ?

numala : aku tidak yakin bisa mengeluarkan kekuatan ku di sini.

arif : apa maksudmu?

numala : di tempat asalku banyak kristal ruby dan yang melimpah, auranya bisa membuat kekuatanku bertambah. sedangkan di sini tidak ada satupun.

arif : apa tidak ada alternatif lain numala ?

numala : sebenarnya aku tetap bisa membuatnya, namun tidak mungkin dalam waktu satu hari, karena jika energi dari alam ku mulai habis, aku tidak bisa melanjutka nya, hanya kristal ruby yang auranya paling besar.

arif : aku mengerti numala, itu sebabnya kau tampak kelelahan setelah menerbangkan kapal kita yang hampir tenggelam di telan pusaran air.

******

next bagian 6