Celi dan kuda abu-abu melaju berdampingan melintasi gurun. Siluet sang surya terbenam di belakang mereka perlahan mulai mengelam, tenggelam di horizon. Langit bagaikan bingkai cat yang dipenuhi warna ungu, merah, keemasan dan gelap, perlahan-lahan makin menghitam dan menghadirkan cahaya keperakan bulan dan kerlip bintang-bintang.
Ia bisa melihat aura tenaga hewan-hewan itu menari dengan anggun, memercikkan bara yang luar biasa kuat tapi jelas tidak biasa. Mungkin itu sebabnya mereka tidak menunjukkan tanda-tanda kecapekan atau melambat, bahkan setelah mereka menempuh jarak dua belas mil dengan kecepatan penuh! Sentuhan Wander pada kulit kedua kuda itu menghasilkan pengaruh sihir, memperkuat kedua tunggangan itu hingga mampu terus melaju dari detik ke detik, menit ke menit, hampir bagaikan mukjizat.