Akhirnya semuanya sunyi.
Dering itu berhenti, berganti tuli.
Hanya ada ia, penglihatannya, dan Tenaganya. Tenaga yang begitu luar biasa dan masih terus mengalir!
Ia tidak menyadari bahwa pada saat itu ia telah mencapai batas kekuatan Katedral Akik Biru Laut.
Akan tetapi, Khici di dalam dirinya masih terus mengalir… Ia terus berjuang mengontrol luapan tenaganya itu, sambil terus mengontrol emosinya!
Akhirnya semuanya pecah, tak terkendali, ketika ia meneriaki Jie Bi Shinjin.
Pada saat itu, mendadak segalanya serba putih! Begitu putih hingga ia bisa melihat khayalan dan bayangan di sekitarnya! Begitu banyak hal yang aneh, indah, menakutkan, menakjubkan, berkilatan, beterbangan di sekitarnya bagaikan angin puting beliung.
Tenaga mulai menyeretnya tanpa ampun dalam arus kenikmatan yang luar biasa.