Ia hendak menekan racun itu keluar dari tubuhnya, tapi Pangeran tidak memberi jeda dan ampun. Serangannya malah semakin deras dan kencang! Sama sekali tidak tampak bekas-bekas bahwa ia adalah seorang tawanan yang dilemahkan! Alih-alih, kekuatan lawannya serasa semakin bertambah. Mata Pangeran berkilat-kilat memerah penuh nafsu.
Sebuah tusukan nyaris menembus lehernya, lalu tebasan berikutnya kembali melecet kulit dada dan perutnya. Suara berisik saat tubuhnya bergulingan di geladak terdengar berulang kali, hingga akhirnya terhenti saat punggungnya membentur dinding kapal.
Ia terpojok.
Tubuhnya panas dingin oleh pengaruh racun, juga kesesakan akibat penyakitnya. Tangannya menekap luka di lengan dan kakinya yang terus mengucurkan darah hitam.
Wander sejenak merenungkan untuk melompat ke laut, tapi ia tahu itu sama saja dengan bunuh diri. Pangeran pun akan lolos.