~Musim demi musim berlalu…
Bergulir dan berganti..
Semuanya di bawah kendali Sang Matahari~
Malam hari itu mereka lewatkan dengan terus bergerak. Hingga pada saat tiga jam lewat tengah malam, mereka akhirnya berhenti dan berkemah. Empat Musim sibuk mengurus kuda, pangeran, dan mengatur penjagaan.
Di pinggir api unggun, dengan kereta dan kuda berjajar mengelilingi mereka, Wander berupaya sekuat tenaga tidak tidur. Sebab lelap berarti mimpi buruknya akan bersambung kembali.
Yin Yuen baru saja menegakkan tubuh Wander, menyandarkannya pada dinding kereta, "Kau nyaman, Wander?"
"Terima kasih, Yin Yuen."
Selama beberapa hari terakhir ini, Wander selalu bersama Yin Yuen. Saat berlatih pisau di Yalai, sampai saat pertempuran, lalu setelah itu, Yin Yuen selalu merawatnya. Walau Wander merasa jerih dengan perempuan ini, akan tetapi ia tidak bisa tidak merasa paling dekat dengannya.