Chereads / Tanril: Telaga Api / Chapter 226 - Menuju Bukit Lumut

Chapter 226 - Menuju Bukit Lumut

Tapi betapa pun ia berpikir Kebenaran itu tidak muncul di hadapannya, selain dugaan-dugaan, khayalan-khayalan yang kian melelahkannya.

Lalu, yang ketujuh…

Angin gurun berhembus. Meski tidak membawa kesejukan sama sekali, melainkan menyayat-nyayat kulit yang lembab oleh keringat bercucuran. Jatuhnya bulir keringat selalu merupakan berkah yang disesali.

Berkah karena ia menyejukkan. Sesal karena ia segera mengering dan air yang keluar dari segenap pori-pori makin mendekatkan mereka ke setan dahaga, lalu delusi, lalu kematian. Tapi masih berkeringat sendiri adalah berkah. Itu artinya mereka masih waras. Mereka masih hidup.

Meski mereka mungkin menyesal masih hidup di tengah neraka ini.

Meski mereka seharusnya lega bahwa musuh mereka telah mengendur dan berada makin jauh di belakang mereka. Kehabisan daya oleh haus dan kelelahan.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS