*Rinkael Lanarath: Alam Pelangi
Ini mimpi buruk.
Wander Atale Oward menengadah ke langit mendung. Tapi warna yang bisa dilihat pemuda berdarah campuran itu hanyalah saga bak batu rubi, lengkap dengan bara dan gemulung kelam, percikan menakutkan bak bunga api. Nyala yang hampir menyalut sekujur matanya. Warna yang bak menantang marah kini menyebar memayunginya.
Merah. Semuanya merah.
Titik-titik merah sebesar jarum-jarum mulai turun, membasahi tubuhnya, sebagian bertetesan, bergulir menuruni sekujur tubuhnya, tapi bercak itu tidak hilang. Membekas. Maupun juga aroma besi menyengat, lengket dan memualkan di sekujur tubuhnya.
Darah. Hujan darah.
Ia berdiri nanar dalam gerimis darah. Ia hanya bisa melihat ke bawah. Menyadari ia menjejak tanah berwarna kelabu halus bagaikan abu bakaran.
Tulang manusia. Tulang belulang manusia!